BeritaYogya.com – Masa libur panjang Tahun Baru Islam 1447 H dan liburan sekolah menjadi peluang besar bagi sektor pariwisata. Jatim Park Group menargetkan kunjungan sekitar 25.000 wisatawan per hari di seluruh taman temanya selama akhir pekan ini. Menurut Titik S. Ariyanto, Manager Marketing dan Public Relation Jatim Park Group, angka ini menjadi momen penting untuk menutupi penurunan kunjungan sebesar 35% yang terjadi dari Januari hingga Mei 2025.
“Liburan ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan kunjungan guna menutupi defisit 35% sebelumnya,” ujar Titik dalam wawancara pada Sabtu (28/6/2025). Dia memperkirakan, hingga Minggu (29/6), jumlah pengunjung bisa mencapai 25.000 orang per hari. Meski akan turun sedikit pada hari kerja pekan depan, diperkirakan tetap stabil di angka 20.000 pengunjung berkat liburan sekolah.
“Pada hari kerja nanti, karena libur sekolah masih berlangsung, saya yakin kunjungan tetap tinggi. Biasanya orang tua mengambil cuti agar bisa berlibur bersama anak-anak,” jelasnya.
Untuk menarik lebih banyak pengunjung, Jatim Park Group meluncurkan wahana baru, yaitu Wisata Berkuda di Drive-Thru Park, mulai Sabtu (28/6). Pengunjung bisa menikmati naik kuda poni, kuda Gypsy, atau kereta kuda dengan tiket terpisah seharga Rp 30.000.
“Ini bagian dari strategi kami untuk menawarkan pengalaman baru dan meningkatkan minat wisatawan selama liburan,” kata Titik.
Dia juga mencatat perbedaan pola kunjungan antara Jatim Park 2 (Batu Secret Zoo dan Museum Satwa) yang ramai di akhir pekan, sementara Jatim Park 1 justru lebih diminati pada hari kerja sebelum liburan resmi.
“Jatim Park 1 sempat mencapai 5.000–6.000 pengunjung per hari pada hari kerja sebelumnya. Justru ramainya bukan di akhir pekan,” ungkapnya. Lonjakan ini didominasi rombongan pelajar yang memanfaatkan harga tiket weekday sebelum kebijakan harga liburan (weekend) berlaku mulai 23 Juni hingga 13 Juli 2025.
Mengenai penurunan kunjungan 35% di awal tahun, Titik menyebut tiga faktor utama: imbauan efisiensi pemerintah yang memengaruhi psikologis masyarakat, larangan kunjungan wisata luar kota bagi rombongan sekolah, serta persaingan dengan destinasi wisata baru yang semakin banyak.