
BeritaYogya.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan masalah permukiman warga melalui pendekatan dialog dan negosiasi, bukan penggusuran. Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Future Talk di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (15/6/2025), sebagai respons atas polemik Kampung Susun Bayam yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
“Banyak yang mendorong saya untuk melakukan penggusuran, tapi saya memilih mencari jalan keluar melalui dialog,” ujar Pramono sambil menoleh ke arah Anies Baswedan yang hadir dalam acara tersebut. Ia mengaku menerapkan pendekatan serupa dengan kebijakan Anies selama menjabat gubernur sebelumnya.
Meski menolak cara-cara represif, Pramono menekankan pentingnya penertiban terhadap penggunaan lahan tidak semestinya. “Ketertiban harus dijaga, terutama untuk ruang publik dan aset negara, tetapi kita lakukan dengan bijak dan manusiawi,” tegasnya.
Dalam kasus rencana pembangunan markas Persija di JIS, Pramono memilih jalur negosiasi dengan warga Kampung Bayam yang difasilitasi oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai pengelola stadion. Pendekatan ini mencerminkan kebijakannya yang berfokus pada solusi win-win solution daripada tindakan sepihak.
Politikus PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa pembangunan Jakarta harus seimbang antara kepentingan pembangunan dan perlindungan hak-hak warga, terutama masyarakat yang rentan terdampak proyek-proyek strategis ibukota.