Alexander Agung: Kisah Penakluk Termuda dalam Sejarah

3
Alexander Agung (Foto: Google)
Alexander Agung (Foto: Google)

BeritaYogya.com – Di usianya yang baru 20 tahun, Alexander III dari Makedonia—yang kelak dikenal sebagai Alexander Agung—telah memulai petualangan epik yang membuatnya dikenang sebagai salah satu penakluk terhebat sepanjang sejarah. Dalam waktu singkat, pemuda yang dididik oleh Aristoteles ini berhasil membangun kekaisaran terluas di dunia kuno, membentang dari Yunani hingga India.

Alexander naik tahta pada 336 SM setelah pembunuhan ayahnya, Philip II. Dengan kecerdasan strategi dan kepemimpinan yang luar biasa, ia segera mempersatukan kota-kota Yunani yang memberontak sebelum mengalihkan pandangannya ke Kekaisaran Persia yang perkasa. Dalam pertempuran legendaris di Granicus, Issus, dan Gaugamela, pasukannya yang lebih kecil berulang kali menghancurkan tentara Persia yang jauh lebih besar di bawah pimpinan Darius III.

Kejeniusan militernya terlihat dari taktik inovatifnya, termasuk penggunaan formasi phalanx Makedonia yang disempurnakan dan pasukan kavaleri berat (Companion Cavalry) sebagai senjata pamungkas. Selain sebagai ahli strategi, Alexander juga menunjukkan kebijaksanaan politik dengan mengadopsi budaya setempat—ia menikahi putri Persia, Roxana, dan mendorong pasukannya untuk melakukan hal serupa.

Ekspedisinya yang paling ambisius membawanya melintasi gurun Gedrosia yang mematikan dan mencapai India pada 326 SM. Di tepi Sungai Hyphasis (kini Beas), pasukannya yang kelelahan akhirnya memberontak dan menolak melanjutkan perjalanan. Alexander terpaksa berbalik arah, tetapi warisannya telah tertancap kuat—ia mendirikan lebih dari 20 kota bernama Alexandria, termasuk yang di Mesir yang menjadi pusat pembelajaran dunia.

Kematiannya yang misterius di Babilonia pada 323 SM di usia 32 tahun mengakhiri petualangan fenomenal ini. Meski kekaisarannya cepat terpecah, pengaruhnya tetap abadi—penyebaran budaya Hellenistik yang ia mulai menjadi jembatan antara Timur dan Barat, memengaruhi perkembangan seni, sains, dan politik selama berabad-abad setelahnya. Kisah Alexander mengajarkan bahwa usia muda bukan penghalang untuk mengubah dunia, selama ada visi, keberanian, dan tekad yang tak tergoyahkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini