BeritaYogya.com – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menyoroti tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi Indonesia yang mencapai lebih dari satu juta orang. Ia menyebut kondisi ini sebagai ironi besar di tengah bonus demografi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa.
Nurhadi, yang merupakan politikus Partai Nasdem, menilai fenomena ini mencerminkan kegagalan sistemik dalam penyerapan tenaga kerja terdidik. Meskipun anggaran pendidikan nasional pada tahun 2025 mencapai Rp 76,4 triliun dengan alokasi Rp 4,7 triliun khusus untuk pengembangan perguruan tinggi negeri, investasi besar tersebut belum berdampak signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja bagi lulusan universitas.
Ia menggambarkan situasi ini sebagai “panen sarjana, tetapi ladangnya kosong”, yang menunjukkan ketidaksesuaian antara output pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Nurhadi menekankan bahwa masalah ini bukan sekadar angka statistik, melainkan mencerminkan terputusnya hubungan antara sistem pendidikan tinggi dan pasar kerja.
Berdasarkan data resmi, dari total 153,05 juta angkatan kerja nasional, sebanyak 7,28 juta orang masih menganggur, dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,76 persen. Nurhadi mendesak pemerintah untuk segera melakukan transformasi mendalam melalui reformasi pendidikan vokasional dan kebijakan ketenagakerjaan yang berbasis kompetensi digital serta relevan dengan kebutuhan industri masa depan.