BeritaYogya.com – Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council, Arsjad Rasjid, menyoroti fenomena eksodus tenaga kerja Indonesia ke luar negeri sebagai alarm untuk segera membenahi kondisi ketenagakerjaan domestik.
Menurutnya, pilihan bekerja ke luar negeri bukanlah bentuk ketidakcintaan terhadap tanah air, melainkan konsekuensi logis dari terbatasnya lapangan kerja formal dan daya tarik kompensasi yang jauh lebih tinggi di negara lain.
Arsjad menjelaskan, tenaga kerja Indonesia bisa mendapatkan upah 5-8 kali lipat lebih tinggi, jalur kariir yang jelas, serta jaminan sosial yang lebih baik di luar negeri. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat 7,28 juta pengangguran per Februari 2025 memperkuat analisisnya tentang minimnya kesempatan kerja di dalam negeri.
Ia menegaskan bahwa para pekerja migran ini justru berperan sebagai duta bangsa yang memberikan solusi sementara dengan mengirim remitansi untuk menggerakkan ekonomi domestik, sembari pemerintah menyiapkan lapangan kerja yang lebih layak.
Namun, Arsjad juga memperingatkan risiko gejolak sosial dan kriminalitas yang dapat meningkat jika bonus demografi tidak diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja yang memadai.
Sebagai solusi jangka panjang, Arsjad menawarkan pendekatan tiga pilar: pengembangan sumber daya manusia yang kompetitif, penguatan industrialisasi nasional, dan transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.