BeritaYogya.com – Sepanjang tahun 2025 hingga pertengahan Juli, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah berhasil mendaftarkan 22 emiten baru yang melakukan penawaran saham perdana (IPO). Total dana yang berhasil dihimpun dari seluruh aktivitas IPO tersebut mencapai Rp 10,39 triliun. Delapan di antaranya tercatat dalam periode 7 hingga 11 Juli 2025 dengan nilai penerbitan sebesar Rp 3,37 triliun.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, masih terdapat lima perusahaan lagi yang saat ini berada dalam antrean pipeline untuk melakukan pencatatan saham.
Satu perusahaan tergolong dalam kategori aset menengah dengan nilai antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, sementara empat lainnya merupakan perusahaan berskala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar. Kelima calon emiten ini berasal dari berbagai sektor, termasuk bahan baku, energi, keuangan, serta transportasi dan logistik.
Selain aktivitas IPO, BEI juga mencatat penerbitan 113 emisi dari 65 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp 129,2 triliun. Masih terdapat delapan emisi dari lima penerbit EBUS lainnya yang sedang dalam antrean.
Sementara itu, untuk aksi korporasi rights issue, telah tercatat 10 perusahaan yang melaksanakannya dengan total nilai Rp 9,51 triliun, dan empat perusahaan lainnya masih dalam proses.
Di sisi lain, BEI juga melakukan penghapusan pencatatan (delisting) terhadap sembilan saham sepanjang periode yang sama, termasuk PT Nipress Tbk (NIPS) dan PT Hanson International Tbk (MYRX), karena perusahaan-perusahaan tersebut dinilai tidak lagi memenuhi ketentuan bursa. Meskipun sudah tidak tercatat, perusahaan yang masih berstatus publik tetap wajib mematuhi kewajiban keterbukaan informasi dan melapor kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).