BeritaYogya.com – Harga Bitcoin (BTC) mencapai rekor historis baru dengan menyentuh level 118.000 dolar AS atau setara Rp 1,95 miliar per keping pada Jumat (11/7/2025). Kenaikan spektakuler ini tidak hanya menarik perhatian investor global, tetapi juga memicu gelombang likuidasi terbesar sepanjang tahun di pasar derivatif kripto, dengan total nilai posisi short yang dilikuidasi mencapai lebih dari 1,13 miliar dolar AS (sekitar Rp 18,6 triliun) dalam 24 jam terakhir.
Lonjakan harga Bitcoin turut mengerek performa aset kripto lainnya (altcoin), dimana koin besar seperti ETH, DOGE, XRP, ADA, SUI, LINK, dan SOL mengalami kenaikan lebih dari 5 persen. Sementara altcoin berkapitalisasi kecil seperti ALT, REZ, dan SAGA bahkan mencatat lonjakan harga hingga 50 persen.
Likuidasi terbesar terjadi pada instrumen Bitcoin futures dengan nilai 590 juta dolar AS, diikuti ETH futures sebesar 241 juta dolar AS. Sebanyak 237.000 trader terkena dampak likuidasi, dengan satu posisi short BTC-USDT tercatat sebagai yang terbesar senilai 88,5 juta dolar AS. Fenomena ini dipicu oleh menguatnya sentimen bullish yang tercermin dari kenaikan open interest Bitcoin futures sebesar 2 miliar dolar AS hanya dalam empat jam.
Menurut Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, peristiwa ini merupakan sinyal klasik short squeeze dimana kenaikan harga dipercepat oleh tekanan beli paksa dari posisi short yang terlalu padat. Ia mengingatkan investor untuk menerapkan manajemen risiko yang disiplin dan menghindari penggunaan leverage berlebihan, terutama dalam kondisi pasar yang volatile, meskipun peluang reli jangka pendek masih terbuka selama permintaan tetap kuat.


































