BeritaYogya.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada Sabtu (16/5/2025) yang menghasilkan sejumlah perubahan signifikan dalam struktur kepemimpinan. Yang mengejutkan, dua posisi puncak diisi oleh figur di luar ekspektasi pasar – Anggoro Eko Cahyo, Dirut BPJS Ketenagakerjaan, ditunjuk sebagai Direktur Utama baru, sementara Ketua PP Muhammadiyah Muhadjir Effendy mengambil alih posisi Komisaris Utama menggantikan Muliaman D. Hadad.
Pengangkatan Anggoro masih menunggu Keputusan Presiden sebelum efektif menjabat, sementara masuknya Muhadjir menarik perhatian mengingat sebelumnya Muhammadiyah melakukan penarikan dana besar-besaran dari BSI pada 2024. Saat itu, organisasi Islam tersebut beralasan ingin mendorong persaingan sehat di industri perbankan syariah, meski spekulasi beredar bahwa keputusan tersebut terkait ketiadaan perwakilan Muhammadiyah di jajaran komisaris.
Restrukturisasi juga terjadi di level direksi dengan empat posisi baru: Kemas Erwan Husainy (Direktur Retail Banking), Muharto (Direktur IT), Arief Adhi Sanjaya (Direktur Compliance & Human Capital), dan Firman Nugraha (Direktur Treasury & International Banking). Di sisi dewan komisaris, terjadi penyederhanaan dari 10 menjadi 8 anggota dengan masuknya beberapa nama baru termasuk Nizar Ahmad Saputra dari Samawi dan Addin Jauharuddin dari GP Ansor.
Kilas balik menunjukkan ini bukan pertama kalinya Muhammadiyah melakukan “bedol dana” dari BSI. Pada akhir 2020, organisasi yang memiliki jaringan 170 perguruan tinggi dan 400 rumah sakit ini sempat merencanakan pemindahan dana sekitar Rp15 triliun dengan alasan serupa. Kini, dengan hadirnya Muhadjir di pucuk pimpinan BSI, dinamika hubungan antara Muhammadiyah dengan bank syariah terbesar Indonesia ini patut ditunggu perkembangannya.