BeritaYogya.com – Kekayaan budaya Indonesia tercermin dalam cerita rakyatnya yang penuh nilai moral. “Timun Mas” dari Jawa Tengah mengisahkan gadis pemberani yang melarikan diri dari raksasa hijau pemangsa manusia menggunakan senjata ajaib (garam, terasi, cabai, dan biji timun). Cerita ini mengajarkan kecerdikan dan keberanian menghadapi ancaman. Sementara “Malin Kundang” dari Sumatera Barat mengharu biru dengan pesan tentang bakti kepada orang tua. Anak durhaka yang dikutuk menjadi batu ini menjadi peringatan abadi tentang konsekuensi menyakiti hati ibu.
Tak kalah populer, “Roro Jonggrang” mengisahkan asal muasal Candi Prambanan. Legenda ini memadukan cinta, tipu muslihat, dan kutukan dengan latar belakang kerajaan kuno. Pesan tentang kehati-hatian dalam berjanji dan konsekuensi keserakahan tersirat kuat. Dari Kalimantan, “Sigarlaki dan Limbat” menampilkan petualangan dua sahabat yang mengajarkan kerja sama dan kejujuran melawan binatang buas. Cerita ini sarat dengan kearifan lokal tentang hidup harmonis dengan alam.
Cerita-cerita ini bukan sekadar hiburan, melainkan cerminan nilai luhur bangsa. Guru dapat menghidupkannya dengan teknik mendongeng interaktif: ajak siswa memerankan tokoh, membuat topeng karakter, atau menggambar adegan favorit. Dengan demikian, warisan budaya tetap lestari sekaligus menanamkan karakter positif pada generasi muda.