BeritaYogya.com – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah berhasil mengumpulkan pendanaan segar sebesar 17 miliar dolar AS atau setara Rp 277,44 triliun hanya dalam waktu empat bulan sejak resmi diluncurkan pada Februari 2025.
CEO Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa pendanaan tersebut berasal dari dua sumber utama: 10 miliar dolar AS (Rp 163,20 triliun) diperoleh dari 12 bank asing, dan 7 miliar dolar AS (Rp 114,24 triliun) berasal dari sovereign wealth fund (SWF) negara lain.
Rosan menekankan bahwa pinjaman dari bank asing diberikan tanpa jaminan, mencerminkan tingginya kepercayaan internasional terhadap lembaga pengelola investasi Indonesia tersebut. Fasilitas pendanaan revolving senilai 10 miliar dolar AS ini bahkan tercatat sebagai yang terbesar di kawasan ASEAN untuk kategori SWF.
Sementara, pendanaan dari SWF asal meliputi Qatar Investment Authority (4 miliar dolar AS), China Investment Corporation (2 miliar dolar AS), dan Russian Direct Investment Fund (1 miliar dolar AS).
Keberhasilan ini menjadi modal penting bagi Danantara untuk mendukung percepatan realisasi investasi dan proyek strategis nasional.