BeritaYogya.com – Memasuki usia 20-an, banyak anak muda mulai tertarik untuk berinvestasi dengan harapan bisa mencapai kebebasan finansial lebih cepat. Namun, tanpa pengetahuan yang cukup, salah memilih instrumen investasi justru bisa berujung pada kerugian besar. Lalu, bagaimana cara meminimalisir risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan di usia muda?
Pertama, kenali profil risiko Anda. Di usia 20-an, Anda mungkin memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi karena masih memiliki waktu panjang untuk memulihkan kerugian. Namun, bukan berarti Anda bisa sembarangan memilih investasi spekulatif seperti trading saham tanpa analisis, cryptocurrency volatile, atau skema investasi bodong yang menjanjikan keuntungan instan.
Kedua, mulailah dengan instrumen yang relatif aman seperti reksadana pasar uang, obligasi ritel, atau emas sebelum beralih ke saham atau properti. Manfaatkan juga platform investasi digital yang memudahkan pemula dengan modal kecil.
Ketiga, diversifikasi portofolio. Jangan menaruh semua dana di satu tempat—alokasikan ke beberapa instrumen dengan risiko berbeda. Misalnya, 50% untuk reksadana campuran, 30% untuk saham blue-chip, dan 20% untuk deposito.
Terakhir, tingkatkan literasi finansial secara konsisten. Ikuti seminar, baca buku, atau bergabung dengan komunitas investasi untuk belajar dari pengalaman orang lain.
Investasi di usia 20-an ibarat menanam pohon—semakin awal dimulai, semakin besar hasilnya di masa depan. Namun, pastikan Anda menanam di tanah yang subur, bukan di lahan penuh risiko yang bisa membuat modal Anda “kering” sebelum berkembang.