BeritaYogya.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Pandansimo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang menghubungkan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) ruas Kulon Progo dan Bantul.
Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan bahwa jembatan ini merupakan prioritas untuk meningkatkan konektivitas dan mempercepat distribusi logistik di kawasan selatan Jawa. Keberadaan jembatan ini akan memangkas waktu tempuh, meningkatkan efisiensi biaya operasional kendaraan, serta membuka akses menuju pusat produksi pertanian, perikanan, dan destinasi wisata.
Saat ini, Jembatan Pandansimo masih menjalani proses Audit Keselamatan Jalan untuk memastikan seluruh elemennya memenuhi standar keamanan dan kenyamanan sebelum diresmikan pada September 2025.
Berdasarkan studi kelayakan, jembatan ini diproyeksikan mampu mengurangi biaya operasional kendaraan sebesar 13,11 persen atau setara Rp 1,4 triliun per tahun, menghemat waktu tempuh hingga 20 menit, serta meningkatkan nilai produksi komoditas lokal sekitar 18,6 persen.
Selain manfaat transportasi, jembatan ini juga akan membuka akses ke lahan pertanian seluas lebih dari 2.100 hektare di Kecamatan Galur, mendukung produksi pertanian dan perikanan, serta menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi, logistik, dan pariwisata di selatan DIY. Jembatan dengan panjang total 2,3 kilometer dan lebar 24 meter ini dibangun dengan anggaran Rp 863,7 miliar dari APBN.
Dari sisi teknologi, Jembatan Pandansimo mengadopsi sejumlah inovasi modern seperti Corrugated Steel Plate (CSP), Lead Rubber Bearing (LRB) sebagai peredam gempa, serta Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) untuk efisiensi lahan. Desain arsitekturnya juga mengintegrasikan elemen budaya lokal seperti motif batik nitik dan bentuk gunungan, memperkuat identitas kawasan sekaligus ketahanan terhadap bencana.


































