Jogja Book Fair 2025: Pesta Literasi yang Inklusif dan Meriah

7
Jogja Book Fair 2025 menyajikan buku murah dan original untuk mendorong literasi (Foto: RRI)
Jogja Book Fair 2025 menyajikan buku murah dan original untuk mendorong literasi (Foto: RRI)

BeritaYogya.com – Jogja Book Fair 2025, pameran buku tahunan yang diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY, kembali digelar dengan mengusung tema “Literasi, Inklusi, dan Kesejahteraan”. Acara ini sekaligus memperingati Hari Literasi Internasional dan tidak hanya berfokus pada transaksi jual-beli buku, tetapi juga menjadi ruang edukasi dan hiburan bagi seluruh kalangan.

Ketua Panitia, Yusuf Effendi, menekankan bahwa penyediaan buku murah namun original merupakan fokus utama acara ini. Untuk menciptakan suasana literasi yang lebih meriah dan inklusif, panitia menyelenggarakan berbagai acara pendukung seperti diskusi buku, pertunjukan musik, dan beragam lomba kreatif. 

Sejumlah program unggulan telah disiapkan, termasuk bedah enam judul buku, sepuluh sesi diskusi tematik, serta kehadiran penulis ternama seperti Okky Madasari. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan Kiai Kanjeng dan Sabrang Mowo Damar Panuluh dalam acara “Migunani”, ditambah dengan konser musik, open mic, dan musik senja.

Untuk menjangkau minat masyarakat yang lebih luas, panitia menyelenggarakan berbagai lomba seperti menyanyi, puisi, mewarnai, fashion show, hingga kontes konten digital. Tujuannya adalah agar setiap pengunjung, bahkan yang awalnya tidak akrab dengan buku, dapat merasa dekat dengan dunia literasi.

Bagi para penerbit, ajang ini merupakan kesempatan penting untuk memamerkan karya terbaik mereka. Seperti yang diungkapkan Budi dari Diandra Kreatif, pihaknya membawa lebih dari 500 judul buku yang mencakup berbagai genre, mulai dari buku anak, novel, hingga sastra.

Antusiasme pengunjung, salah satunya Andrianto, mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta, terlihat dari kegembiraannya dapat berburu buku dengan harga terjangkau dan tetap original.

Lebih dari sekadar pameran, Jogja Book Fair diyakini mampu memperkuat ekosistem perbukuan. Ramainya acara ini dapat memompa semangat penerbit untuk mencetak lebih banyak buku, mendorong penulis untuk berkarya, dan mendekatkan masyarakat pada literasi. Yusuf menegaskan bahwa sebagai kota pendidikan dan kebudayaan, Yogyakarta harus tetap mengangkat buku sebagai rohnya.

Harapan besar pun disuarakan, di mana IKAPI DIY sedang mempersiapkan langkah untuk mendorong Yogyakarta menjadi World Book Capital versi UNESCO. Gelar ini akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai kota pelajar dan kota literasi dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini