BeritaYogya.com – Hujan ekstrem yang melanda Bali sejak Selasa malam (9/9/2025) telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 120 titik banjir tersebar di tujuh kabupaten dan kota.
Namun, di tengah kondisi darurat tersebut, operasional penyeberangan di Selat Bali, khususnya dari Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) ke Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) dikabarkan tetap berjalan normal.
Menurut Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, operasional kedua pelabuhan tersebut tidak terdampak oleh bencana banjir di daratan Bali. Berdasarkan laporan BMKG, kondisi cuaca di sekitar area pelabuhan cukup cerah, sehingga aktivitas penyeberangan tetap lancar tanpa antrean atau penerapan sistem buka-tutup. Kondisi ini menepis kekhawatiran masyarakat yang khawatir akan terganggunya jalur vital penghubung Jawa dan Bali ini.
Dengan berjalannya operasional secara normal, distribusi logistik serta mobilitas kendaraan tetap dapat berlangsung tanpa hambedan. Jalur ini sangat penting, tidak hanya untuk menghubungkan kedua pulau, tetapi juga sebagai rute utama bagi kendaraan pribadi dan angkutan barang setiap harinya.