Sleman, 5 Juli 2025 – Petrus Eko N., Ketua Organisasi Kemasyarakatan(Ormas) Pemuda Katolik Kabupaten Sleman, menyampaikan apresiasi mendalam kepada Kepolisian Republik Indonesia atas penanganan kasus pembubaran retret remaja di Sukabumi. Eko juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya umat Katolik, untuk terus menjaga semangat inklusivitas dan kerukunan antarumat beragama.
Peristiwa pembubaran retret remaja Kristen di Cidahu Sukabumi pada Jumat, 27 Juni lalu telah menjadi perhatian luas. Pemuda Katolik Kabupaten Sleman mencermati secara seksama perkembangan kasus ini, khususnya terkait aspek penegakan hukum. “Kami mengapresiasi kecepatan dan ketegasan aparat kepolisian dalam menanggapi insiden ini,” ujar Eko. “Langkah-langkah hukum yang diambil, mulai dari identifikasi hingga proses penyelidikan terhadap 7 orang tersangka yang terlibat dalam pembubaran paksa, menunjukkan komitmen Polri dalam menegakkan hukum dan menjaga ketertiban umum.”
Menurut Petrus Eko N., penanganan hukum yang cepat dan transparan sangat krusial untuk mencegah eskalasi konflik dan memberikan efek jera. “Penting bagi kepolisian untuk terus mengawal kasus ini hingga tuntas, memastikan bahwa setiap pelanggaran hukum ditindak sesuai dengan peraturan yang berlaku, tanpa pandang bulu,” tambahnya. Ketegasan ini diharapkan dapat menjadi preseden positif bagi terciptanya lingkungan yang kondusif bagi kebebasan beragama dan beribadah di seluruh wilayah Indonesia.
Menyikapi insiden di Sukabumi, Pemuda Katolik Kabupaten Sleman mendorong umat Katolik untuk tidak larut dalam kekhawatiran berlebihan, namun justru menjadikannya momentum untuk semakin memperkuat semangat inklusivitas dan keterlibatan aktif dalam kemasyarakatan. “Umat Katolik dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia, yang berarti kita harus mampu berbaur, berdialog, dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar, terlepas dari perbedaan keyakinan,” tegas Petrus Eko N.
Ia menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk dengan ormas keagamaan lain dan pemerintah daerah. “Mari kita terus berupaya memperkenalkan nilai-nilai kasih, persaudaraan, dan toleransi melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ajaknya. Keterlibatan dalam kegiatan sosial, budaya, dan kemanusiaan bersama-sama dengan masyarakat luas akan memperkuat ikatan persaudaraan dan meminimalisir potensi kesalahpahaman.
Lebih lanjut, Petrus Eko N. menyerukan kepada seluruh elemen ormas keagamaan di Indonesia untuk bersama-sama menjaga dan merawat kerukunan yang telah terjalin. “Peristiwa seperti di Sukabumi adalah pengingat bagi kita semua untuk senantiasa mengedepankan dialog, musyawarah, dan saling pengertian,” ujarnya. “Perbedaan keyakinan seharusnya menjadi kekayaan bangsa, bukan pemicu perpecahan.”
Pemuda Katolik Sleman berharap agar insiden semacam ini tidak terulang di masa depan. “Marilah kita jadikan Pancasila sebagai landasan utama dalam berbangsa dan bernegara, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, gotong royong, dan persatuan,” pungkas Petrus Eko N. “Dengan sinergi dan komitmen bersama, kita dapat menciptakan Indonesia yang damai, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.” ***