Perjalanan Hati Iin: Dari Mimpi Jadi Perawat hingga Membangun Sekolah untuk Anak Prasejahtera

4
Iin, Kepala Sekolah SAAJA Setiabudi yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera di Jakarta Selatan.(Hanifah Salsabila)
Iin, Kepala Sekolah SAAJA Setiabudi yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera di Jakarta Selatan.(Hanifah Salsabila)

BeritaYogya.com – Jauh sebelum memimpin Sekolah Alternatif untuk Anak Jalanan (SAAJA) di Setiabudi, Jakarta Selatan, Christina Induyanti atau yang akrab disapa Iin bercita-cita menjadi seorang perawat. 

Namun, mimpi itu terpupus akibat keterbatasan ekonomi keluarganya. Ia pun mengikuti keinginan orang tuanya untuk mengambil jurusan sekretaris di SMK Tarakanita. Setelah lulus, Iin segera mencari pekerjaan untuk meringankan beban ekonomi keluarga dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Awal mula perjalanannya di dunia sosial dimulai dari sebuah pengalaman tidak terduga. Saat melamar pekerjaan yang ditawarkan kerabat, ia justru langsung ditugaskan untuk mendata daerah-daerah yang belum terjangkau bantuan pemerintah, tanpa melalui proses wawancara. 

Pengalaman itu menjadi pintu gerbang baginya untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, mulai dari pendistribusian bantuan pangan hingga memperjuangkan hak pendidikan anak.

Berkat kegigihan dan kedisiplinannya, Iin menjadi orang kepercayaan Farid Fakih, pendiri SAAJA. 

Ia sering diajak terlibat dalam berbagai aktivitas sosial di Jakarta dan Bogor. Meski sempat bekerja di sektor korporasi, Iin merasa dunia itu terlalu monoton dan tidak memberinya ruang untuk berkembang. Ia pun memutuskan kembali ke SAAJA Setiabudi.

Bersama rekannya, Nunung, Iin membangkitkan kembali sekolah yang sempat vakum tersebut. Berbeda dengan cabang SAAJA lainnya, sekolah di Setiabudi tidak hanya menerima anak jalanan, tetapi juga terbuka bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera. 

Meski cita-cita masa mudanya tidak tercapai, Iin bersyukur dapat berkontribusi pada dunia pendidikan. Kebahagiaan terbesarnya adalah melihat anak-anak didiknya berkembang dari tidak mampu menjadi mampu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini