BeritaYogya.com – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia berhasil turun ke level terendah sejak krisis moneter 1998. Pernyataan ini disampaikannya dalam sidang tahunan DPR/MPR/DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Jumat (15/8/2025). Meski mengklaim penurunan signifikan, Presiden tidak merinci besaran angka terbaru tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang atau setara 4,76% dari total angkatan kerja yang berjumlah 153,05 juta orang.
Angka ini justru mengalami kenaikan sebanyak 83.450 orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa peningkatan angkatan kerja terutama berasal dari lulusan baru sekolah atau pergurauan tinggi serta ibu rumah tangga yang kembali memasuki pasar kerja.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya program 80.000 Koperasi Desa dan Koperasi Kelurahan Merah Putih sebagai strategi penciptaan lapangan kerja. Koperasi ini diharapkan dapat membantu meringankan beban hidup masyarakat melalui penjualan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Selain itu, pemerintah menyiapkan Badan Pengelola Investasi Danantara yang diklaim akan mempercepat investasi hilirisasi sumber daya alam dan membuka jutaan lapangan kerja berkualitas.
Pemerintah menargetkan penurunan tingkat pengangguran terbuka pada kisaran 4,44–4,96% di tahun 2026, sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% atau lebih. Namun, tantangan masih mengemuka, terutama terkait tingginya pengangguran kaum muda. Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi mendesak pemerintah segera menyusun strategi khusus untuk menangani masalah pengangguran di kalangan generasi muda.