BeritaYogya.com – Ratusan sopir truk menggelar unjuk rasa di sekitar Monas, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2025), menentang kebijakan zero Over Dimension Over Load (ODOL) yang dinilai akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok dan memperparah kemacetan. Aksi ini diikuti oleh sekitar 500 pengemudi dari berbagai organisasi, termasuk Aliansi Perjuangan Pengemudi Nusantara (APPN) dan Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI).
Dampak Ekonomi dan Logistik
Valeri, Koordinator APPN, menjelaskan bahwa kebijakan ini akan memangkas kapasitas angkut truk, sehingga biaya distribusi diperkirakan naik. “Bahan pangan dan pakan akan terdampak karena pengiriman yang sebelumnya sekali jalan kini harus dua kali,” ujarnya. Ia juga memperingatkan potensi kemacetan yang lebih parah akibat bertambahnya jumlah truk di jalan.
Tuntutan Transparansi dan Perlindungan
Ika Rostianti dari RBPI menekankan pentingnya transparansi pemerintah dalam menjelaskan kebijakan ini dan menolak kriminalisasi terhadap sopir serta pemilik armada. “Tidak boleh ada tindakan represif terhadap kami yang hanya menjalankan pekerjaan,” tegasnya.
Respons Pemerintah
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa kebijakan zero ODOL bukan hal baru, melainkan penegakan aturan yang sudah ada. “Tidak ada regulasi baru. Kami hanya konsisten menerapkan yang berlaku,” kata Dudy dalam keterangan sebelumnya.
Protes ini menyoroti ketegangan antara kepentingan ekonomi, logistik, dan penegakan hukum, dengan para pengemudi menuntut solusi yang lebih berkeadilan.