Respons Mendikti Saintek: Suara Mahasiswa Adalah Bagian Penting dari Denyut Bangsa

2
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto (Foto: Istimewa)
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto (Foto: Istimewa)

BeritaYogya.com – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto, menanggapi insiden gas air mata di Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) pada 1 September 2025 dengan menegaskan bahwa suara mahasiswa adalah bagian penting dari denyut bangsa.

Dalam pernyataan resminya, Brian Yuliarto berkomitmen untuk memastikan kampus menjadi ruang yang aman untuk menyampaikan aspirasi dan menyoroti pentingnya menjaga martabat gerakan mahasiswa agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin merusak perdamaian. 

Ia mengajak pimpinan perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk membuka ruang dialog langsung dengan mahasiswa sebagai cara untuk merawat demokrasi yang sehat.

Versi Kronologi dari Berbagai Pihak

Insiden tersebut berawal dari demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat. Menurut Presiden Mahasiswa Unisba, Kamal Rahmatullah, aparat gabungan tiba-tiba datang dan menembakkan gas air mata ke dalam area kampus, melukai sejumlah mahasiswa.

Namun, pihak kepolisian membantah tuduhan tersebut. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, mengklaim bahwa aparat tidak memasuki area kampus. Ia menjelaskan bahwa tembakan gas air mata diarahkan ke jalan raya untuk menanggapi provokasi dari kelompok berpakaian hitam yang membakar ban dan melempar bom molotov. 

Kombes Hendra menyatakan bahwa gas air mata tersebut masuk ke area parkiran Unisba karena tertiup angin, dan kejadian itu dijadikan bahan provokasi seolah-olah polisi menyerang kampus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini