BeritaYogya.com – Sebuah penelitian mengejutkan yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Directors Association (JAMDA) Volume 26 tahun 2025 mengungkapkan temuan tak terduga tentang lansia yang hidup sendiri. Dipimpin oleh Bonaventure A. Egbujie dari University of Waterloo, penelitian ini melibatkan hampir 400.000 lansia penerima layanan home care di Kanada, Finlandia, dan Selandia Baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara kelompok lansia yang paling rentan, mereka yang hidup sendiri justru memiliki risiko kematian 15-23 persen lebih rendah dalam satu tahun dibandingkan dengan lansia yang tidak hidup sendirian. Temuan ini bertolak belakang dengan asumsi umum selama ini yang menyatakan bahwa kesepian dapat memperpendek usia.
Penelitian ini secara khusus mengamati lansia yang menerima perawatan di rumah untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, atau minum obat. Di Finlandia, sekitar 15% penduduk berusia 75 tahun ke atas menerima layanan ini, sementara di Kanada angka ini mencapai 6% dan di Selandia Baru 7,5% untuk penduduk di atas 65 tahun.
Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap 383.386 lansia selama satu tahun, dengan menghubungkan data penelitian dengan catatan kematian resmi di masing-masing negara. Penelitian ini juga mempertimbangkan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, tempat tinggal, kondisi kesehatan (termasuk kanker dan gagal jantung), fungsi kognitif, kemampuan fisik, serta tingkat nyeri.
Temuan ini memberikan perspektif baru dalam memahami hubungan antara kesepian dan mortalitas pada lansia, sekaligus mempertanyakan efektivitas berbagai kampanye kesehatan masyarakat yang selama ini memperingatkan bahaya isolasi sosial. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme di balik fenomena ini.
