BeritaYogya.com – Upacara Ngaben merupakan salah satu ritual paling sakral dan dikenal luas dalam budaya Bali. Sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi mereka yang telah meninggal dunia, Ngaben bukan hanya sebatas seremoni pembakaran jenazah, namun juga mencerminkan pandangan hidup masyarakat Bali tentang siklus kehidupan, kematian, dan pembebasan roh.
Apa Itu Ngaben?
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah dalam tradisi Hindu Bali. Kata “ngaben” berasal dari kata “api” (baca: api dalam bahasa Bali), yang berarti pembakaran. Tujuan utama dari Ngaben adalah melepaskan roh orang yang meninggal dari keterikatan duniawi agar dapat melanjutkan perjalanannya ke alam roh dan akhirnya bereinkarnasi atau bersatu dengan Sang Hyang Widhi (Tuhan).
Makna Filosofis dalam Upacara Ngaben
Kematian Bukan Akhir, Melainkan Awal Baru
Dalam filosofi Hindu Bali, kehidupan bersifat siklik. Kematian adalah transisi, bukan akhir. Upacara Ngaben menandai kembalinya unsur-unsur tubuh manusia ke asalnya: tanah, air, udara, api, dan eter.
Pembebasan Atma (Roh)
Pembakaran jenazah diyakini dapat memurnikan roh dan membebaskannya dari belenggu dunia fisik, menuju alam kelanggengan atau reinkarnasi yang lebih tinggi.
Pembersihan dan Penyucian
Ritual ini juga menjadi simbol penyucian diri bagi keluarga yang ditinggalkan. Mereka diberi kesempatan untuk melepas duka dan membangun kembali keseimbangan spiritual.
Rangkaian Proses Upacara Ngaben
Persiapan dan Pembuatan Bade (Menara)
Jenazah dibaringkan di sebuah wadah berbentuk lembu (lembu ngaben) atau menara tinggi (bade), yang akan digunakan untuk prosesi pengantaran ke tempat pembakaran.
Prosesi Pengantaran
Diiringi gamelan dan upacara adat, jenazah diarak menuju kuburan atau tempat pembakaran. Dalam prosesi ini, bade kerap diputar-putar untuk “membingungkan roh jahat” agar tidak mengganggu perjalanan roh almarhum.
Pembakaran Jenazah
Jenazah dibakar hingga menjadi abu. Setelah itu, abu tersebut dikumpulkan dan dihanyutkan ke laut atau sungai, sebagai simbol penyatuan kembali dengan alam semesta.
Upacara Nuntun Atma dan Nganyut
Ini adalah tahap akhir untuk menghantarkan roh ke tempatnya dan menyucikan seluruh elemen tubuh.
Kapan Ngaben Dilaksanakan?
Ngaben biasanya tidak dilakukan langsung setelah kematian, melainkan pada waktu yang dianggap baik menurut perhitungan kalender Bali. Jika keluarga belum mampu, jenazah bisa dikubur terlebih dahulu, dan upacara Ngaben dilakukan kemudian.
Ragam Ngaben
Terdapat beberapa jenis Ngaben, antara lain:
Ngaben Sawa Wedana: dilaksanakan jika jenazah masih utuh.
Ngaben Asti Wedana: jika jenazah telah dikubur terlebih dahulu.
Swasta: Ngaben simbolis tanpa jenazah, biasanya dilakukan bagi mereka yang meninggal di luar negeri atau tidak ditemukan jasadnya.
Ngaben bukan sekadar upacara kematian, tetapi perwujudan filosofi Hindu Bali tentang kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali. Upacara ini menggambarkan kedalaman spiritualitas masyarakat Bali dan hubungan erat mereka dengan alam serta kehidupan setelah mati.
Dengan penuh makna dan estetika yang kental, Ngaben menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang sarat nilai dan perlu dilestarikan.


































