Upaya Diplomasi Dagang Indonesia untuk Dapatkan Tarif Lebih Rendah dari AS

2
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Istimewa)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Istimewa)

BeritaYogya.com – Indonesia terus berupaya meyakinkan pemerintah Amerika Serikat untuk menerapkan tarif resiprokal yang lebih rendah dalam hubungan dagang kedua negara. Menjelang tenggat waktu negosiasi yang berakhir pada 9 Juli 2025, Indonesia menawarkan peningkatan impor produk AS senilai 34 miliar dolar AS (sekitar Rp 550 triliun) untuk menyeimbangkan neraca dagang yang selama ini defisit bagi AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa delegasi Indonesia sedang berada di Washington D.C. untuk menyampaikan penawaran baru. Nilai tawaran tersebut melebihi defisit perdagangan AS terhadap Indonesia yang mencapai 19 miliar dolar AS. 

Penawaran mencakup pembelian produk energi AS senilai 15,5 miliar dolar AS, termasuk liquefied natural gas (LNG), liquefied petroleum gas (LPG), dan minyak mentah. Selain itu, Indonesia juga berencana meningkatkan impor produk pertanian AS seperti gandum, kedelai, dan jagung.

Indonesia berharap dapat mendapatkan tarif yang lebih rendah dibandingkan Vietnam yang telah menyepakati tarif 20-40 persen. Pemerintah menargetkan tarif di bawah tingkat tersebut mengingat besarnya komitmen yang ditawarkan. 

Selain kerja sama dagang, Indonesia juga menawarkan investasi dari BUMN dan Danantara ke AS, dengan rencana penandatanganan nota kesepahaman pada 7 Juli 2025.

Airlangga menekankan bahwa Indonesia menunjukkan keseriusan melalui penawaran yang komprehensif ini. Hingga saat ini, hanya Inggris, China, dan Vietnam yang telah mencapai kesepakatan dengan AS, sementara lebih dari 100 negara lainnya masih dalam proses negosiasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini