Libur Panjang Maulid Nabi Dongkrak Okupansi Hotel di Jogja

2
Illustrasi Malioboro yang akan diakui sebagai Warisan Tak Benda UNESCO

BeritaYogya.com – Momentum libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mencatat terjadi peningkatan tingkat keterisian kamar hotel selama periode 3-6 September 2025, dengan rata-rata okupansi mencapai 50 persen, melampaui target yang ditetapkan sebesar 40 persen.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengungkapkan bahwa kawasan pusat kota, khususnya sekitar Malioboro, bahkan mencatat tingkat okupansi yang lebih tinggi, yakni mencapai 60-70 persen. Pencapaian ini cukup menggembirakan mengingat berlangsung di tengah situasi yang sempat memanas akibat unjuk rasa di berbagai daerah, termasuk DIY.

Deddy menyatakan bahwa peningkatan ini tidak lepas dari peran Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang hadir di Polda untuk memastikan keamanan, sehingga menumbuhkan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, pelaksanaan unjuk aspirasi secara damai di Bundaran UGM dan Gedung DPRD DIY turut memberikan kesan positif bagi wisatawan.

Sinergi antara mahasiswa, masyarakat, aparat kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah dalam menjaga situasi kondusif menjadi faktor penting yang menciptakan rasa aman. Bahkan, wisatawan mancanegara tertarik untuk mengabadikan momen unjuk rasa damai tersebut, yang justru menjadi daya tarik tersendiri.

PHRI DIY juga aktif melakukan branding “Jogja Aman” melalui video untuk meyakinkan calon wisatawan tentang keamanan situasi di Yogyakarta. Berkat upaya ini, banyak wisatawan yang awalnya menunda kunjungan akhirnya memutuskan untuk datang, bahkan ada yang memperpanjang masa tinggal mereka untuk menghindari situasi kurang kondusif di daerah asal.

Deddy berharap agar penyampaian aspirasi di Yogyakarta tetap mengedepankan budaya dan tidak mengganggu stabilitas perekonomian, khususnya sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung banyak masyarakat. Menjaga keamanan dan stabilitas politik dinilai sebagai faktor kunci dalam mendukung pemulihan pariwisata DIY di tengah tantangan penurunan daya beli masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini