BeritaYogya.com – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru, mencapai USD3.453 per troy ounce, sementara harga emas Antam di pasar dalam negeri kini menembus angka Rp2.016.000 per gram. Harga emas tersebut mengalami lonjakan sebesar Rp36.000 dibandingkan harga sebelumnya.
Ibrahim Assuaibi, seorang analis pasar uang, memperkirakan bahwa harga emas akan terus meroket, dipicu oleh ketidakpastian global yang semakin meningkat. Ia bahkan memprediksi, dalam waktu dekat harga emas dunia akan menyentuh level USD3.500 per troy ounce.
Lebih jauh lagi, Ibrahim memperkirakan harga emas bisa mencapai USD3.600 per troy ounce pada bulan Mei dan kemungkinan besar bisa mencapai USD3.700 per troy ounce menjelang triwulan ketiga tahun ini.
Penyebab utama lonjakan harga emas ini, menurut Ibrahim, adalah serangan Presiden Donald Trump terhadap Jerome Powell, Ketua The Federal Reserve (Fed), yang mengkritik kebijakan suku bunga bank sentral AS. Trump menginginkan bank sentral AS untuk segera menurunkan suku bunga guna mencegah pelambatan ekonomi negara tersebut. Namun, Powell tetap bertahan dengan kebijakan untuk tidak menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, mengingat dampak perang dagang yang masih berlangsung.
Ketegangan ini memicu ketidakpastian di pasar, menyebabkan harga emas terus meningkat. Selain itu, ketegangan geopolitik yang berkelanjutan dan negosiasi nuklir Iran yang belum menemui titik terang turut menjadi faktor pendukung.
Di pasar domestik, selain pengaruh harga emas dunia, masalah supply dan demand juga berperan penting. Masyarakat Indonesia yang semakin sadar akan pentingnya investasi emas, berbondong-bondong membeli emas. Namun, terbatasnya pasokan emas menyebabkan harga terus merangkak naik, termasuk untuk perhiasan emas.
Ibrahim bahkan memperkirakan bahwa pada 2025, harga emas Antam bisa menyentuh Rp2.300.000 per gram. Ia mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati, karena permintaan emas yang terus meningkat akan terus mendorong harga lebih tinggi.