Mengungkap Bahaya Flexing: Ketika Kebanggaan Berubah Menjadi Gangguan Psikologis

3
Ilustrasi flexing
Ilustrasi flexing

BeritaYogya.com – Flexing, atau pamer, sering dianggap sebagai cara wajar untuk mengekspresikan diri. Namun, menurut Psikolog Klinis Maria Fionna Callista, perilaku ini dapat berubah menjadi masalah psikologis jika dilakukan secara berlebihan. Fleksing sebenarnya hal yang manusiawi, selama seseorang memiliki kontrol diri. Namun, jika flexing terus-menerus dilakukan untuk mendapatkan validasi, hal ini perlu diwaspadai.

Tanda-tanda Flexing Berlebihan yang Perlu Diwaspadai

Flexing yang awalnya tidak berbahaya dapat berubah menjadi kebiasaan yang merusak. Fionna menjelaskan bahwa flexing yang berlebihan ditandai dengan perasaan gelisah dan dorongan kuat untuk selalu mencari pengakuan dari orang lain. Seseorang bisa merasa tidak berharga atau cemas ketika unggahannya tidak mendapatkan respons yang diharapkan.

Perilaku ini bisa menjadi gejala awal gangguan psikologis. Ketika seseorang tidak mendapatkan validasi, ia cenderung merasa insecure, rendah diri, dan mudah cemas. Kondisi ini dapat memengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri, hingga merasa tidak cukup baik tanpa pengakuan dari orang lain.

Dari Kebiasaan Menjadi Kecanduan

Dalam kasus yang lebih parah, flexing bisa berkembang menjadi kecanduan. Pada tahap ini, seseorang akan terus-menerus memposting hal-hal untuk menarik perhatian dan bahkan menunjukkan perilaku narsistik, seperti merasa perlu dipuji dan merendahkan orang lain. 

Dampak negatifnya tidak hanya pada pelaku, tetapi juga pada lingkungan sosial. Orang-orang di sekitar bisa merasa tidak nyaman, risih, atau terganggu dengan perilaku tersebut. Ini menjadi tanda bahwa flexing sudah melampaui batas wajar.

Fionna menegaskan, penting untuk tidak melakukan diagnosis diri sendiri (self-diagnose). Jika Anda merasa perilaku flexing sudah mengganggu, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional atau psikolog. 

Langkah pertama untuk mencegah flexing menjadi masalah adalah dengan meningkatkan kesadaran diri dan menilai apakah perilaku tersebut sudah mengganggu diri sendiri atau orang lain. Dengan begitu, Anda dapat meninjau kembali apakah perilaku flexing yang Anda lakukan masih dalam batas wajar atau sudah mulai menimbulkan masalah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini