BeritaYogya.com – Logo Neta Auto di kantor pusatnya di Shanghai tiba-tiba dicopot dalam semalam, memicu spekulasi tentang kondisi perusahaan. Seorang netizen membagikan foto proses pembongkaran logo tersebut oleh para pekerja, yang hanya menyisakan bekas samar. Viralnya kejadian ini memaksa Neta memberikan penjelasan resmi bahwa pencopotan logo tersebut disebabkan oleh relokasi kantor pusat ke Hongqiao Transport Hub, dekat Bandara Internasional Shanghai.
Namun, di balik pernyataan resmi itu, Neta Auto dilaporkan sedang menghadapi krisis internal yang serius. Menurut laporan Carnewschina, perusahaan ini menjadi rebutan kekuasaan, dengan pemegang saham milik negara dari induknya, Hozon New Energy Automobile, berupaya mengadakan rapat dewan direksi untuk memberhentikan pendiri Fang Yunzhou dari posisi Ketua dan CEO. Bahkan, investor diduga mendesak Hozon untuk melakukan restrukturisasi kebangkrutan, menuntut perubahan struktural yang lebih mendalam daripada sekadar pergantian kepemimpinan.
Krisis Neta semakin diperparah oleh kerugian finansial, rantai pasokan yang terputus, dan penutupan pabrik. Utang perusahaan kepada pemasok dilaporkan mencapai lebih dari 6 miliar yuan (Rp13,5 triliun), termasuk tunggakan kepada raksasa baterai CATL yang menghentikan pengiriman. Penjualan Neta juga terus merosot—dari puncaknya di 152.000 unit pada 2022, turun menjadi 127.500 unit pada 2023, dan anjlok hampir separuhnya menjadi 64.549 kendaraan pada 2024.
Laporan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, penutupan gerai, dan protes pemasok semakin memperburuk citra perusahaan. Upaya penghematan seperti pemotongan insentif karyawan dan perampingan operasional pun belum mampu mengembalikan stabilitas Neta Auto. Situasi ini memunculkan tanda tanya besar tentang masa depan perusahaan di tengah persaingan ketat industri otomotif listrik China.
