BeritaYogya.com – Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Solo mengungkapkan adanya tantangan dalam pencapaian target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pelaku UMKM di wilayah Soloraya.
Kendala utama yang dihadapi adalah banyaknya pengusaha mikro yang tidak lolos seleksi bank karena memiliki catatan kredit bermasalah pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), yang sebagian besar disebabkan oleh tunggakan pinjaman online (pinjol).
Kepala Cabang BTN Solo, Anita Sapta Purwarini, menjelaskan bahwa meskipun seorang pengusaha memiliki usaha yang sehat dan prospektif, aplikasinya akan ditolak jika terdapat riwayat kredit macet atau tidak lancar dalam data SLIK. Hal ini menjadi penghalang utama bank untuk dapat menyetujui pengajuan KUR mereka.
Hingga saat ini, realisasi penyaluran KUR BTN di Soloraya baru mencapai sekitar Rp 5 miliar dari target sebesar Rp 10 miliar untuk tahun ini. KUR yang disalurkan biasanya bernilai antara Rp 50 juta hingga Rp 100 juta per debitur.
Anita menyatakan bahwa bank akan terus berupaya mengejar target tersebut, namun tetap akan menjalankan proses seleksi yang ketat sesuai dengan arahan dari kantor pusat dan wilayah. Syarat lainnya untuk mendapatkan KUR adalah usaha tersebut harus telah berjalan minimal dua tahun, sehingga bank dapat menilai kelayakan usahanya berdasarkan perputaran usaha dan pasarnya.