
BeritaYogya.com – Kota Yogyakarta sedang menghadapi masalah sampah yang kian menumpuk. Untuk mengatasinya, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mendorong masyarakat untuk mengubah pola pikir dan mulai mengolah sampah dari rumah tangga.
Menurutnya, diperlukan gerakan revolusioner dari bawah, yang dimulai dari kesadaran individu. Hasto meyakini bahwa dengan mengolah sampah secara mandiri, meskipun dengan lahan terbatas, masalah sampah dapat teratasi.
Hasto berharap, semangat kecil dari masyarakat bisa menjadi gerakan masif yang efektif. Ia optimis karena Yogyakarta memiliki budaya gotong royong dan kearifan lokal yang kuat.
Pemerintah Kota Yogyakarta juga terus menggaungkan Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS) di setiap Kemantren, Kelurahan, hingga kampung. Gerakan ini didukung dengan pemberian bantuan gerobak dan ember untuk mengolah sampah organik, serta memantau perkembangannya secara berkelanjutan.
Kampung Pengok, misalnya, telah menjadi percontohan sukses dalam menerapkan Gerakan Mas JOS. Salah satu warganya, Alis Inmartiwi, memilah sampah di rumahnya menjadi organik dan anorganik.
Sampah anorganik dibawa ke bank sampah, sementara sampah organik diolah menjadi pupuk melalui metode biopori di halaman rumah. Pupuk ini digunakan untuk menyuburkan tanaman pribadi, sehingga tidak perlu lagi membeli pupuk. Alis mengungkapkan bahwa mengolah sampah bisa menjadikannya barang berharga.
Mantri Pamong Praja Kemantren Gondokusuman, Guritno, menambahkan bahwa masyarakat Kampung Pengok tidak hanya mengolah sampah menjadi pupuk, tetapi juga memanfaatkannya sebagai pakan maggot untuk mendukung pertanian. Guritno menyebutkan bahwa ibu-ibu di sana telah berkolaborasi dengan kelompok tani dan sudah terbiasa dengan proses pengolahan maggot.
Tujuan utama dari Gerakan Mas JOS ini adalah untuk mengurangi volume sampah yang diangkut ke tempat pembuangan. Hasto mengungkapkan bahwa dari 260 ton sampah yang datang ke depo, hanya sekitar 190 ton yang dapat diolah.
Sementara itu, kuota sampah ke Piyungan hanya tersisa 10% atau sekitar 2.400 ton hingga Desember, padahal volume sampah yang sudah terangkut sejak Januari-Juli 2025 sudah mencapai 23.000 ton.
Untuk memotivasi masyarakat, Hasto akan menilai dan mengumumkan Kemantren serta Kelurahan terbaik dalam pelaksanaan Gerakan Mas JOS pada Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta, 7 Oktober mendatang. Ia berharap, pada Januari nanti, masalah sampah di Kota Yogyakarta bisa selesai secara real time.