BeritaYogya.com – Masuk Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu tahap penting dalam kehidupan anak. Pada usia ini, anak-anak mulai belajar lebih banyak tentang dunia luar, berinteraksi dengan teman sebaya, dan mengembangkan berbagai keterampilan baru. Sebagai orang tua, tentu kita ingin anak-anak kita berkembang dengan baik, baik secara akademis maupun emosional. Namun, ada beberapa pola asuh yang perlu dihindari agar anak tidak merasa terbebani atau kehilangan rasa percaya dirinya. Berikut adalah 5 pola asuh yang perlu dihindari oleh orang tua ketika anak mereka mulai masuk SD.
1. Terlalu Menekan Anak untuk Berprestasi
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada anak yang mungkin cepat menangkap pelajaran dan ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Orang tua yang terlalu menekan anak untuk berprestasi tinggi, seperti selalu menginginkan nilai sempurna atau menjadi juara kelas, bisa menimbulkan stres yang berlebihan pada anak. Hal ini dapat membuat anak merasa tertekan dan kehilangan rasa percaya diri.
Apa yang bisa dilakukan?
Alih-alih terlalu fokus pada prestasi akademik, orang tua sebaiknya lebih mendukung perkembangan anak secara keseluruhan, termasuk dalam hal kebiasaan belajar, kedisiplinan, dan rasa percaya diri. Berikan pujian untuk usaha mereka, bukan hanya hasil akhir.
2. Terlalu Mengontrol Aktivitas Anak
Orang tua yang terlalu mengontrol kegiatan anak, seperti menentukan waktu bermain, memilih teman, atau bahkan memilih kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti, dapat menghalangi perkembangan kemandirian anak. Anak-anak yang selalu diatur dan dikendalikan mungkin kesulitan untuk belajar mengambil keputusan sendiri atau belajar mengelola waktu mereka.
Apa yang bisa dilakukan?
Berikan kebebasan pada anak untuk memilih aktivitas yang mereka sukai, baik itu dalam memilih teman, memilih kegiatan ekstrakurikuler, atau merencanakan waktu bermain. Dengan cara ini, anak akan belajar untuk membuat pilihan dan bertanggung jawab terhadap keputusan mereka.
3. Mengabaikan Kebutuhan Emosional Anak
Anak-anak yang baru masuk SD akan berhadapan dengan banyak hal baru, seperti teman-teman baru, guru yang berbeda, dan tuntutan akademis yang lebih besar. Jika orang tua terlalu fokus pada hal-hal akademik dan mengabaikan kebutuhan emosional anak, anak dapat merasa kesepian, cemas, atau bahkan terabaikan.
Apa yang bisa dilakukan?
Ciptakan komunikasi yang baik dengan anak dan dengarkan perasaan mereka. Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak tentang hari mereka di sekolah, apakah mereka merasa senang atau khawatir tentang sesuatu. Jangan ragu untuk memberikan pelukan atau kata-kata penyemangat jika anak merasa cemas atau takut.
4. Terlalu Membandingkan Anak dengan Teman atau Saudara Lain
Membandingkan anak dengan teman sekelasnya atau saudara kandung yang dianggap lebih pintar atau lebih berprestasi dapat menyebabkan perasaan rendah diri pada anak. Anak-anak yang sering dibandingkan merasa bahwa mereka tidak cukup baik, yang dapat memengaruhi rasa percaya diri dan motivasi mereka untuk berusaha.
Apa yang bisa dilakukan?
Alih-alih membandingkan anak dengan orang lain, orang tua sebaiknya fokus pada pencapaian anak itu sendiri dan memberikan pujian atas kemajuan mereka. Setiap anak unik, dan penting bagi orang tua untuk menghargai perbedaan serta memotivasi anak untuk mencapai potensi terbaik mereka tanpa perbandingan.
5. Menerapkan Hukuman Fisik atau Verbal
Hukuman fisik atau verbal yang keras, seperti memarahi, memukul, atau menghina, tidak hanya melukai tubuh anak, tetapi juga dapat merusak hubungan emosional antara orang tua dan anak. Hukuman seperti ini justru dapat menumbuhkan rasa takut dan tidak aman pada anak, serta mengurangi kepercayaan diri mereka.
Apa yang bisa dilakukan?
Alih-alih menggunakan hukuman, cobalah pendekatan disiplin yang lebih positif dan penuh pengertian. Misalnya, jika anak berbuat kesalahan, ajak mereka untuk memahami kesalahan tersebut dan mencari solusi bersama. Menggunakan pujian dan penghargaan untuk perilaku baik lebih efektif dalam membangun perilaku positif.
Masuk SD adalah masa transisi yang besar bagi anak-anak, di mana mereka mulai belajar mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebagai orang tua, penting untuk memberikan dukungan yang penuh perhatian tanpa menekan atau mengontrol berlebihan. Hindari pola asuh yang bisa membebani mereka, dan berikan kesempatan bagi anak untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Dengan pendekatan yang penuh kasih dan pengertian, anak akan merasa lebih siap menghadapi tantangan baru di sekolah dan kehidupan sosial mereka.