BeritaYogya.com – Tekanan akademik yang tinggi sering kali membuat mahasiswa mengalami burnout—kondisi kelelahan fisik dan emosional akibat stres berkepanjangan. Salah satu solusi yang semakin populer adalah mindful studying, pendekatan belajar yang menggabungkan kesadaran penuh (mindfulness) dengan teknik belajar efektif. Berbeda dengan sistem kebut semalam yang memaksa otak bekerja tanpa jeda, mindful studying mengajak mahasiswa untuk hadir sepenuhnya dalam proses belajar, mengurangi distraksi, dan mengelola stres dengan lebih baik.
Mindful studying dimulai dengan menciptakan lingkungan belajar yang fokus. Alih-alih multitasking dengan membuka banyak tab atau sambil mengecek media sosial, cobalah belajar dalam sesi-sesi singkat 25-30 menit (Pomodoro technique) dengan jeda singkat untuk menarik napas dalam atau peregangan. Saat pikiran mulai mengembara ke kecemasan akan ujian atau tugas yang menumpuk, teknik pernapasan 4-7-8 (tarik napas 4 detik, tahan 7 detik, buang napas 8 detik) bisa membantu mengembalikan fokus. Dengan melatih kesadaran penuh, mahasiswa tidak hanya lebih produktif tetapi juga lebih mampu mengenali tanda-tanda kelelahan sebelum berkembang menjadi burnout.
Selain teknik pernapasan, mindful studying juga melibatkan refleksi diri sebelum dan sesi belajar. Sebelum mulai, tanyakan pada diri sendiri: Apa tujuan belajar hari ini? Bagaimana perasaanku saat ini? Setelah selesai, luangkan 5 menit untuk mencatat pencapaian dan kesulitan yang dihadapi. Praktik ini membantu mengurangi rasa kewalahan dengan memecah materi menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola. Beberapa aplikasi seperti Headspace atau Forest bisa menjadi pendukung dengan fitur reminder untuk istirahat atau guided meditation singkat di sela-sela belajar.
Yang membedakan mindful studying dari sekadar belajar biasa adalah penekanannya pada proses, bukan sekadar hasil. Daripada terobsesi pada nilai sempurna, pendekatan ini mengajak mahasiswa untuk menerima bahwa kesulitan adalah bagian dari pembelajaran. Jika menemui materi yang sulit, alih-alih frustasi, coba tanyakan: Apa yang bisa kupelajari dari tantangan ini? Dengan demikian, belajar tidak lagi menjadi beban, melainkan proses pengembangan diri yang lebih bermakna.
Universitas-universitas terkemuka seperti Harvard dan Stanford sudah mulai memasukkan mindfulness dalam program akademik mereka, menyadari manfaatnya untuk kesehatan mental mahasiswa. Di tengah tuntutan kompetitif dunia pendidikan, mindful studying bukan sekadar teknik, tetapi keterampilan hidup yang membantu mahasiswa bertahan tanpa mengorbankan kesejahteraan mental. Ketika belajar dilakukan dengan kesadaran penuh, bukan hanya pengetahuan yang bertambah, tetapi juga ketahanan emosional yang akan berguna jauh setelah masa kuliah berakhir.