BeritaYogya.com – Jembatan Pandansimo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga mengadopsi sejumlah teknologi konstruksi mutakhir. Jembatan yang menghubungkan Jalur Pantai Selatan (Pansela) antara Kulon Progo dan Bantul ini memanfaatkan material Corrugated Steel Plate (CSP), yaitu struktur baja bergelombang yang dikenal kuat dan ringan.
Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DIY, Moch. Iqbal Tamher, teknologi CSP memudahkan proses pemasangan, mempercepat durasi pembangunan, dan lebih hemat biaya dibandingkan dengan struktur beton konvensional.
Corrugated Steel Plate (CSP) merupakan struktur baja pelat bergelombang yang awalnya digunakan untuk sistem drainase, namun kini telah berkembang sebagai komponen utama dalam konstruksi jembatan.
Berdasarkan kajian dalam Jurnal Jalan-Jembatan tahun 2019, CSP dikategorikan ke dalam tiga tipe, yaitu standar, deep, dan superdeep, yang masing-masing memiliki kemampuan menopang bentang berbeda sesuai properti materialnya.
Di Indonesia, CSP sudah digunakan baik untuk drainase maupun jembatan, meskipun sebagian besar masih menggunakan tipe standar. Keunggulan CSP antara lain fleksibilitas bentuk, kekuatan struktural yang terkontrol, daya tahan tinggi dengan lapisan pelindung, serta nilai ekonomis karena kemudahan pemasangan.
Selain itu, teknologi ini menghilangkan kebutuhan akan pilar atau abutment, mengurangi berat jembatan, dan meminimalkan jumlah fondasi yang diperlukan.
Terdapat dua metode konstruksi CSP: perakitan elemen baja satu per satu di lokasi, atau pemasangan elemen yang telah disatukan sebelumnya ke fondasi jembatan. Dengan berbagai kelebihan tersebut, CSP menjadi pilihan teknologi yang semakin populer dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Indonesia.
