Dominasi Ducati Bikin MotoGP Membosankan, Kevin Schwantz Lebih Pilih Tonton Superbike

10
Pembalap Ducati Lenovo, Marc Márquez. (Foto: motogp.com)
Pembalap Ducati Lenovo, Marc Márquez. (Foto: motogp.com)

BeritaYogya.com – Mantan juara dunia GP500 Kevin Schwantz mengkritik monotonnya persaingan di MotoGP akibat dominasi Ducati yang berlanjut hingga musim 2025. Pembalap legendaris asal Amerika Serikat itu mengaku lebih memilih menyaksikan balapan World Superbike yang dinilainya lebih kompetitif.

“Menurut saya MotoGP mulai kehilangan daya tarik. Saya justru lebih tertarik menonton Superbike saat ini,” ujar Schwantz seperti dikutip Speedweek (6/7/2025).

Kritik Schwantz muncul menyusul dominasi mutlak Ducati dalam tiga musim terakhir. Sejak 2022, setidaknya tiga pembalap Ducati selalu menempati lima besar klasemen akhir. Musim 2025 ini, Marc Marquez menjadi favorit utama merebut gelar dengan Desmosedici GP24 setelah memenangi lima balapan sprint berturut-turut.

Schwantz menilai variasi pemenang di Superbike yang sudah menghasilkan empat pemenang berbeda dalam empat balapan awal musim ini jauh lebih menarik. Ia bahkan meyakini para pembalap Superbike seperti Toprak Razgatlıoğlu atau Nicolò Bulega bisa langsung beradaptasi di MotoGP.

“Meski sistem elektronik berbeda, saya yakin rider-rider Superbike bisa langsung kompetitif di MotoGP,” tambah Schwantz.

Dominasi Ducati semakin terlihat dengan posisi puncak klasemen sementara yang dipegang Alex Marquez (Gresini Racing) dengan 140 poin. Ironisnya, Gigi Dall’Igna, Direktur Teknik Ducati Corse, justru mengaku prihatin dengan situasi ini.

“Yang penting menang, bukan menguasai segalanya. Ketika kita terlalu dominan, orang mulai tidak menyukai kita,” ujar Dall’Igna yang mengaku sedih melihat persepsi negatif dari rival-rivalnya.

Meski demikian, Dall’Igna menegaskan timnya akan terus berinovasi: “Tujuan kami sederhana, tetap memenangi balapan. Bukan sekadar melampaui pencapaian sebelumnya.”

Komentar Schwantz dan kekhawatiran Dall’Igna menyiratkan kegelisahan banyak pihak atas menurunnya daya saing MotoGP, di mana satu pabrikan mampu menguasai 80% podium dalam tiga tahun terakhir.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini