BeritaYogya.com – Dunia masih menikmati perdamaian pada musim panas 1914, ketika sebuah peristiwa di kota kecil Sarajevo mengguncang Eropa dan memicu rangkaian tragedi terbesar abad ke-20. Pembunuhan Archduke Franz Ferdinand, pewaris tahta Austria-Hongaria, pada 28 Juni 1914 bukan hanya sekadar aksi terorisme – tapi menjadi percikan yang menyulut Perang Dunia I dengan korban lebih dari 20 juta jiwa.
Latarbelakang Ketegangan Eropa
- Eropa awal abad 20 adalah benua yang dipenuhi persaingan sengit:
- Jerman yang baru bersatu ingin memperluas pengaruhnya
- Inggris dan Prancis mempertahankan imperium kolonial mereka
- Rusia berambisi menjadi pelindung bangsa Slavia
- Austria-Hongaria berusaha menahan gerakan nasionalisme di Balkan
Ditambah dengan perlombaan senjata dan sistem aliansi militer yang kaku, Eropa ibarat tong mesiu yang hanya menunggu percikan api.
Detik-Detik Pembunuhan
Saat kunjungan resmi ke Sarajevo, Bosnia (wilayah Austria-Hongaria), Archduke Franz Ferdinand dan istrinya Sophie menjadi target kelompok nasionalis Serbia “Black Hand”. Percobaan pertama dengan bom gagal, tetapi kesempatan kedua muncul ketika rombongan salah belok dan kebetulan berhenti di depan Gavrilo Princip, anggota Black Hand berusia 19 tahun.
Dua tembakan dari pistol Princip merenggut nyawa pasangan bangsawan itu. Dalam hitungan jam, krisis diplomatik pun dimulai.
Efek Domino Menuju Perang
Austria-Hongaria mengeluarkan ultimatum keras kepada Serbia:
- 23 Juli: Ultimatum 10 poin yang sengaja dibuat mustahil dipenuhi
- 28 Juli: Austria-Hongaria menyatakan perang ke Serbia
- 30 Juli: Mobilisasi umum Rusia untuk membela Serbia
- 1 Agustus: Jerman menyatakan perang ke Rusia
- 3 Agustus: Jerman menyerbu Belgia netral
- 4 Agustus: Inggris masuk perang membela Belgia
- Dalam waktu 37 hari sejak pembunuhan, seluruh kekuatan besar Eropa terlibat dalam konflik yang tak terhindarkan.
Warisan Tragedi
Perang Dunia I mengubah peta politik dunia selamanya:
- Runtuhnya 4 kekaisaran besar (Jerman, Austria-Hongaria, Rusia, Ottoman)
- Lahirnya negara-negara baru di Eropa Timur
- Traktat Versailles yang memicu kebencian dan menjadi bibit PD II
- Perubahan teknologi perang secara revolusioner
Pembunuhan di Sarajevo mengajarkan pada dunia bagaimana kombinasi mematikan antara nasionalisme ekstrim, sistem aliansi kaku, dan kesalahpahaman diplomatik dapat mengubah sebuah insiden lokal menjadi bencana global. Monumen sederhana di tempat kejadian kini berdiri sebagai peringatan abadi tentang betapa rapuhnya perdamaian dunia.