
BeritaYogya.com – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkuat kolaborasi dengan pelaku usaha lokal, UMKM, dan masyarakat dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono menegaskan hal ini dalam acara Pemberdayaan Pelaku Usaha Daerah yang digelar Badan Gizi Nasional di Eastparc Hotel, Sleman, Selasa (27/5/2025).
Beny menyatakan bahwa MBG bukan sekadar program bantuan pangan, melainkan strategi jangka panjang untuk membangun ketahanan pangan, memberdayakan ekonomi lokal, dan menciptakan sistem pangan berkelanjutan. “Keterlibatan UMKM dan masyarakat menjadi kunci utama, mulai dari penyediaan bahan pangan, pengolahan, hingga distribusi,” ujarnya. Program ini juga dirancang untuk menggerakkan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan mengurangi limbah makanan.
Kabupaten Sleman sebagai tuan rumah acara dinilai memiliki potensi strategis dengan 110.142 UMKM dari total 345.980 unit di DIY, terutama di sektor pertanian dan penyediaan makanan. “Kami mendorong sinergi dengan BUMDes dan koperasi untuk memperkuat ekonomi desa melalui program ini,” tambah Beny.
Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat BGN, Tengku Syahdana, mengungkapkan bahwa setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program MBG mampu mendistribusikan 3.000-4.000 porsi makanan per hari dengan melibatkan tenaga kerja lokal. “Kami prioritaskan perekrutan dalam radius 500 meter dari dapur untuk memberdayakan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Pemerintah pusat telah menyiapkan anggaran Rp217,5 triliun pada 2026 untuk memperluas program ini ke 82,9 juta anak di Indonesia, dengan 80% dana dialirkan ke tingkat desa. “Ini adalah gerakan ekonomi rakyat yang menyasar dua aspek sekaligus: perbaikan gizi anak dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tegas Tengku.
Melalui forum ini, Pemda DIY berharap dapat mengembangkan model kolaborasi yang dapat direplikasi di seluruh wilayah untuk mewujudkan sistem pangan berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakat.