5 Gejala Asam Lambung Naik yang Sering Diabaikan dan Cara Mengatasinya

1
Ilustrasi Asam Lambung (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Asam Lambung (Foto: Istimewa)

BeritaYogya.com – Asam lambung naik atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) sering kali dikaitkan dengan rasa panas di dada (heartburn), tetapi sebenarnya ada beberapa gejala lain yang kerap diabaikan. Salah satunya adalah rasa pahit atau asam di mulut, terutama saat bangun tidur. Kondisi ini terjadi karena asam lambung yang naik ke kerongkongan hingga mencapai mulut, seringkali tanpa disertai sensasi terbakar di dada. Banyak orang mengira ini hanya gangguan biasa atau efek dari makanan tertentu, padahal bisa jadi tanda asam lambung kronis yang perlu penanganan serius.

Gejala lain yang sering tidak disadari adalah suara serak atau batuk kronis, terutama di pagi hari. Asam lambung yang naik ke tenggorokan dapat mengiritasi pita suara dan saluran pernapasan, menyebabkan perubahan suara atau batuk terus-menerus. Banyak penderita mengira ini gejala alergi atau flu biasa, padahal akar masalahnya justru dari pencernaan. Pada kasus yang lebih parah, asam lambung bahkan bisa memicu gejala mirip asma karena iritasi pada saluran napas.

Sensasi mengganjal di tenggorokan atau kesulitan menelan juga kerap dialami penderita asam lambung namun jarang dikenali sebagai gejalanya. Kondisi yang disebut globus sensation ini membuat penderita merasa seperti ada yang tersangkut di tenggorokan, padahal tidak ada benda asing yang nyata. Ini terjadi karena iritasi berulang dari asam lambung yang menyebabkan otot tenggorokan berkontraksi secara tidak normal. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini bisa berkembang menjadi radang tenggorokan kronis.

Gigi rusak atau sensitif secara tiba-tiba bisa menjadi tanda diam-diam dari asam lambung kronis. Asam yang mencapai mulut dapat mengikis enamel gigi, terutama pada bagian belakang gigi atas. Banyak penderita baru menyadari hubungannya setelah berkonsultasi ke dokter gigi dan menemukan erosi gigi yang tidak biasa. Gejala ini sering diabaikan karena prosesnya terjadi secara bertahap dan tidak langsung menimbulkan rasa sakit.

Untuk mengatasi masalah ini, perubahan gaya hidup menjadi kunci utama. Makan dengan porsi kecil tapi sering lebih baik daripada makan besar sekaligus. Hindari berbaring minimal 2-3 jam setelah makan dan tinggikan bantal saat tidur. Kurangi konsumsi makanan pemicu seperti kopi, cokelat, makanan berlemak, dan asam. Jika gejala menetap lebih dari dua minggu, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, karena asam lambung kronis yang tidak diobati bisa menyebabkan komplikasi serius pada kerongkongan.

Yang sering dilupakan, manajemen stres juga penting dalam mengendalikan asam lambung. Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk gejala. Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga, atau meditasi bisa membantu mengontrol gejala. Dengan mengenali gejala-gejala tersembunyi ini dan mengambil tindakan tepat, kualitas hidup penderita asam lambung bisa jauh lebih baik tanpa harus bergantung terus-menerus pada obat-obatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini