BeritaYogya.com – Oli adalah darah bagi mesin motor. Fungsinya menjaga suhu tetap stabil, melumasi komponen, serta mengurangi gesekan antar bagian dalam mesin. Namun, kapan sebenarnya waktu terbaik untuk mengganti oli? Apakah harus berdasarkan jarak tempuh atau waktu?
1. Ganti Oli Berdasarkan Kilometer: Standar Umum
Mayoritas pabrikan dan bengkel menyarankan penggantian oli motor setiap 2.000–3.000 km untuk motor bebek dan matik, serta 3.000–5.000 km untuk motor sport. Patokan ini digunakan karena oli akan kehilangan viskositas dan kemampuan melumasi setelah jarak tempuh tertentu.
2. Ganti Oli Berdasarkan Waktu: Jangan Diabaikan
Jika motor jarang digunakan, bukan berarti oli tetap dalam kondisi prima. Oli tetap terdegradasi seiring waktu karena kontaminasi udara dan uap air. Umumnya, oli motor sebaiknya diganti setiap 2–3 bulan sekali, meskipun belum mencapai batas kilometer. Terutama jika motor sering hanya dipanaskan atau menempuh jarak pendek.
3. Faktor Gaya Berkendara dan Lingkungan
Motor yang sering digunakan dalam kemacetan atau cuaca ekstrem (panas berlebih atau hujan terus-menerus) juga lebih cepat menguras performa oli. Jika Anda sering menempuh rute pendek, padat, atau membawa beban berat, sebaiknya ganti oli lebih cepat dari batas umumnya.
4. Tanda-Tanda Oli Harus Diganti
- Mesin terasa lebih kasar saat dihidupkan.
- Tarikan motor berat atau tidak responsif.
- Warna oli berubah menjadi hitam pekat dan lebih encer.
- Konsumsi bahan bakar terasa lebih boros.
5. Gunakan Jenis Oli Sesuai Spesifikasi
Pastikan Anda menggunakan oli yang sesuai dengan spesifikasi mesin motor, baik dari sisi viskositas (SAE), standar kualitas (API/JASO), dan jenis (mineral, semi-sintetik, atau full-sintetik).
Idealnya, ganti oli dilakukan berdasarkan kilometer sebagai acuan utama, namun waktu tetap jadi pertimbangan penting bagi motor yang jarang dipakai. Jangan tunggu muncul gejala kerusakan — jadwalkan penggantian oli secara rutin untuk menjaga performa motor tetap optimal.