Analisis Usaha Sederhana: Cara Hitung Biaya, Harga Jual dan Keuntungan

2
Ilustrasi Menghitung BEP (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Menghitung BEP (Foto: Istimewa)

BeritaYogya.com – Memahami analisis usaha dasar merupakan langkah penting sebelum memulai bisnis apa pun, baik skala kecil maupun menengah. Perhitungan yang tepat terhadap biaya produksi, harga jual, dan proyeksi keuntungan akan membantu Anda mengambil keputusan bisnis yang lebih terarah. Langkah pertama adalah menghitung semua biaya yang terkait dengan produksi barang atau jasa, yang terdiri dari biaya tetap (sewa tempat, gaji, listrik) dan biaya variabel (bahan baku, kemasan, transportasi). Misalnya, jika Anda memproduksi kue, hitunglah biaya tepung, telur, gas, hingga plastik pembungkus per unit produk, lalu tambahkan dengan bagian dari biaya tetap yang dialokasikan untuk setiap produk.

Setelah mengetahui total biaya produksi per unit, langkah berikutnya adalah menentukan harga jual yang kompetitif namun tetap menguntungkan. Harga jual idealnya harus menutupi biaya produksi sekaligus memberikan margin keuntungan yang wajar. Sebagai patokan umum, banyak pelaku usaha kecil menggunakan markup 30-50% dari biaya produksi, tergantung pada jenis produk dan persaingan pasar. Namun, penting juga untuk meneliti harga pasaran produk sejenis agar harga yang ditetapkan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika Anda menjual kue dengan biaya produksi Rp5.000 per buah, misalnya, harga jual Rp7.500-Rp8.000 mungkin akan menjadi pilihan yang seimbang antara keuntungan dan daya saing.

Menghitung keuntungan tidak hanya sekadar mengurangi harga jual dengan biaya produksi. Anda perlu mempertimbangkan volume penjualan per hari atau per bulan untuk mendapatkan gambaran keuntungan yang lebih komprehensif. Jika dalam sehari Anda bisa menjual 50 kue dengan keuntungan Rp2.500 per buah, maka keuntungan kotor per hari adalah Rp125.000. Dari angka ini, masih perlu dikurangi biaya tetap harian seperti listrik dan gas untuk mendapatkan keuntungan bersih. Analisis ini akan membantu Anda mengevaluasi apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan atau perlu penyesuaian dalam produksi dan pemasaran.

Break-even point (BEP) atau titik impas juga menjadi indikator penting dalam analisis usaha sederhana. BEP menunjukkan berapa banyak unit yang harus dijual untuk menutupi semua biaya tanpa memperoleh keuntungan maupun kerugian. Untuk menghitungnya, bagi total biaya tetap dengan selisih harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Jika biaya tetap sebulan Rp3.000.000 dan margin kontribusi per kue Rp2.500, maka Anda perlu menjual 1.200 kue dalam sebulan untuk mencapai titik impas. Angka ini membantu menentukan target penjualan minimal yang harus dicapai.

Terakhir, analisis usaha yang baik juga mempertimbangkan faktor-faktor non-kuantitatif seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan permintaan pasar, dan persaingan bisnis. Lakukan evaluasi rutin setiap bulan untuk menyesuaikan harga atau efisiensi produksi jika diperlukan. Dengan memahami dasar-dasar analisis usaha ini, Anda bisa mengelola bisnis kecil dengan lebih percaya diri, mengambil keputusan berbasis data, dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan profitabilitas usaha secara berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini