BeritaYogya.com – Pemerintah menetapkan target investasi nasional yang ambisius sebesar Rp 2.175 triliun untuk tahun 2026, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 14,2 persen dari target tahun 2025 sebesar Rp 1.905,6 triliun. Pencapaian target ini bukan tanpa halangan, mengingat adanya berbagai tantangan eksternal seperti perang dagang berlatar geopolitik, perlambatan ekonomi global, dan ketegangan di berbagai wilayah yang dapat mengganggu arus modal masuk.
Sementara dari dalam negeri, masalah efisiensi struktural yang tercermin dari nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang masih tinggi dan peringkat dalam survei Business Ready (B-Readiness) yang menempatkan Indonesia di posisi ke-20 dari 50 negara, menunjukkan bahwa perbaikan iklim investasi dan reformasi birokrasi masih sangat diperlukan.
Namun, pemerintah memiliki keyakinan berdasarkan capaian lima tahun terakhir dimana realisasi investasi mengalami kenaikan signifikan dari Rp 826,3 triliun pada 2020 menjadi Rp 1.714,2 triliun pada 2024. Strategi hilirisasi, terutama di sektor logam dasar, telah berkontribusi besar dan berhasil menciptakan lebih dari 2,45 juta lapangan kerja pada 2024. Selain itu, terjadi pergeseran distribusi investasi yang lebih merata, dengan porsi di luar Jawa mencapai 51,9 persen.
Untuk mencapai target tahun 2026, pemerintah berencana memperluas hilirisasi di sektor strategis, menyempurnakan sistem perizinan melalui Online Single Submission (OSS), memperkuat promosi investasi ke luar negeri, dan mendorong deregulasi.
Keberhasilan langkah-langkah ini akan sangat bergantung pada kemampuan mengatasi tantangan klasik seperti kepastian hukum, kualitas sumber daya manusia, dan kesiapan infrastruktur, agar investasi tidak hanya mencapai angka tinggi tetapi juga memberikan dampak nyata bagi daya saing dan kesejahteraan bangsa.
