BeritaYogya.com – Pemilihan umum pada tahun 2024 akan di dominasi oleh pemilih pemula.
Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) per 11 Februari 2023, jumlah pemilih pemula mencapai 117 juta atau 57,3 persen dari total keseluruhan pemilih.
Dengan adanya data tersebut, pemilih pemula atau yang kerap dijuluki generasi Z ini akan menentukan arah politik dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Partai politik memberikan berbagai strategi dengan pendekatan yang paling mudah untuk mendapatkan simpati dari generasi Z.
Regenerasi politik yang saat ini sedang berada di tangan para pemilih pemula menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu menganalisis arah politik dan kehidupan bernegara kedepannya.
Sosialisasi diperlukan bagi para pemilih pemula, karena banyak yang masih belum melek politik dan berprinsip hanya mengikuti orang lain sehingga mereka mudah termakan hoax dan terbawa arus.
Era digital dalam pemanfaatan platform sosial media merupakan jiwa yang telah melekat pada generasi Z.
Kehidupan mereka tidak terlepas dari sosial media, dengan demikian banyak berita dan informasi dari berbagai pihak serta sumber.
Agung Purwandono selaku Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengatakan bahwasanya anak muda dihimbau untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi dan harus bisa memilah yang dapat dipercaya sesuai dengan fakta.
Remaja lebih sering menerima informasi politik dari media, baik secara cetak, elektronik dan kini melalui media online. Tentu saja informasi yang mereka dapatkan dari media bukanlah pengetahuan yang mendalam akan tetapi sepotong-potong informasi.
Ketidakpedulian terhadap partai politik akan menyulitkan generasi muda untuk menyadarkan peran politik.
Jika partai politik hanya ingin memenangkan pemilu, remaja tidak akan pernah tertarik untuk belajar politik.
Faktor lain yang membentuk persepsi diri remaja bergantung pada generasi sebelumnya dan orang tuanya. Jika tidak ada yang membimbing mereka, maka tidak ada rasa kepedulian.