Reog Ponorogo Resmi Diajukan Sebagai Warisan Tak Benda UNESCO

5
Reog Ponorogo

BeritaYogya.com – Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), telah mengkonfirmasi bahwa seni Reog Ponorogo telah diajukan oleh pemerintah Indonesia ke UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya tak benda. Proses pengajuan ini dilakukan pada tanggal 18 Februari 2022 yang lalu setelah sebelumnya sempat ada upaya klaim dari Malaysia yang ingin mengklaim Reog Ponorogo sebagai kebudayaan mereka ke UNESCO.

Akibatnya, seniman-seniman Reog di Ponorogo mengadakan protes di jalanan, menekankan agar pemerintah segera mengajukan Reog untuk didaftarkan ke UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. Mereka mengharapkan pemerintah untuk berjuang dan menjamin bahwa Reog tetap diakui sebagai warisan budaya Indonesia.

Di sisi lain, Muhadjir menyatakan bahwa ia belum melakukan penyelidikan mendalam terkait tuntutan Malaysia terhadap Reog Ponorogo. Menurutnya, mengajukan hak atas budaya tertentu sebenarnya tidak memiliki kesalahan, dan setiap negara berhak untuk mengajukan klaim tersebut.

Muhadjir menjelaskan bahwa kesenian Reog Ponorogo di Indonesia telah diberi pengakuan sebagai bagian dari warisan budaya tak benda sejak tahun 2013. Dalam jangka waktu empat tahun berikutnya, pemerintah telah melakukan penyempurnaan dan pemenuhan persyaratan yang diperlukan untuk mengajukan Reog Ponorogo sebagai calon warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Dengan langkah yang penuh harapan dan makna, Reog Ponorogo telah resmi diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Proses perjuangan panjang yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, pemerintah, dan seniman telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Keputusan ini menjadi bukti konkret bahwa warisan budaya Indonesia terus berkembang dan diakui di mata dunia.

Reog Ponorogo, seni pertunjukan yang sarat makna dan nilai-nilai budaya, kini mendapatkan perhatian global yang seharusnya. Melalui pengakuan dari UNESCO, Reog Ponorogo tidak hanya menjadi harta nasional, tetapi juga menjadi warisan bersama umat manusia. Keunikan dalam setiap gerakan, kostum, dan cerita yang dihidupkan dalam pertunjukan Reog membawa pesan mendalam tentang kekayaan budaya dan keberagaman Indonesia.

Proses pengajuan ini juga menunjukkan semangat gotong royong dan kerja sama di antara berbagai pihak. Seniman Reog, masyarakat, dan pemerintah bekerja bersama dalam upaya melestarikan dan mengangkat nilai budaya yang terkandung dalam Reog Ponorogo. Pada akhirnya, upaya ini tidak hanya mengangkat martabat seni dan budaya, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk tetap mencintai dan memelihara warisan nenek moyang.

Dengan Reog Ponorogo resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, mari kita terus menjaga dan merayakan kekayaan budaya kita. Langkah ini adalah dorongan bagi kita semua untuk terus melestarikan tradisi, memahami sejarah, dan menghormati warisan leluhur. Melalui perjuangan ini, kita menyumbangkan satu halaman berharga dalam buku sejarah bangsa, mengukir jejak kebanggaan yang tak terhapuskan di hati kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here