Thailand Selidiki Penyebab Robohnya Gedung di Bangkok Pasca Gempa Myanmar

5
Gedung 30 Lantai di Thailand yang rubuh (Foto: Ist)
Gedung 30 Lantai di Thailand yang rubuh (Foto: Ist)

BeritaYogya.com – Sebuah lembaga anti-korupsi Thailand sebelumnya telah mengingatkan adanya kejanggalan dalam pembangunan gedung tinggi di Bangkok. Bangunan tersebut runtuh setelah gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar, seperti dilaporkan oleh CNA pada Senin (31/3/2025).

Insiden yang terjadi pekan lalu menyebabkan sedikitnya 11 orang meninggal dunia, sementara 76 orang lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan. Gedung 30 lantai yang diperuntukkan bagi Kantor Audit Negara Thailand ini menjadi satu-satunya bangunan di Bangkok yang ambruk akibat gempa.

Proyek pembangunan gedung ini dimulai pada tahun 2020 oleh konsorsium Italian Thai Development PCL dan China Railway Number 10 (Thailand) Ltd. Namun, hingga kini progresnya baru mencapai 30 persen dari target penyelesaian pada 2026. Pemerintah Thailand sempat mengancam akan membatalkan proyek tersebut karena keterlambatan pengerjaan dan dugaan pemotongan anggaran secara berlebihan.

Kelompok anti-korupsi yang mengawasi proyek ini juga menemukan berbagai masalah, termasuk kekurangan tenaga kerja dan kemungkinan penggunaan material berkualitas rendah. Usai insiden ini, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra segera memerintahkan investigasi untuk mengetahui penyebab runtuhnya gedung dalam waktu satu minggu.

Penyelidikan akan mencakup aspek perencanaan konstruksi, kualitas bahan bangunan, serta standar keselamatan yang diterapkan dalam proyek ini. Menteri Perindustrian Thailand menduga bahwa baja berkualitas buruk mungkin telah digunakan dalam pembangunan. Saat ini, sampel dari reruntuhan tengah diuji, dan hasilnya akan segera diumumkan.

Duta Besar Tiongkok untuk Thailand menyatakan kesediaan pemerintah Tiongkok untuk bekerja sama dalam penyelidikan. Sementara itu, pemerintah Thailand telah menutup tujuh pabrik baja berkualitas rendah dalam enam bulan terakhir, dengan total aset yang disita mencapai 360 juta baht (sekitar Rp175,8 miliar).

Pakar teknik dari Dewan Insinyur Thailand mencurigai bahwa kegagalan struktur ini disebabkan oleh material yang tidak sesuai standar atau kesalahan dalam perencanaan. Mereka menyoroti bahwa tidak ada bangunan lain di Bangkok yang mengalami kerusakan parah akibat gempa, bahkan gedung-gedung tinggi yang masih dalam tahap konstruksi tetap berdiri kokoh.

Insiden ini juga berdampak pada sektor keuangan, dengan saham Italian Thai Development PCL anjlok hingga 30 persen saat pembukaan pasar pada Senin lalu. Sebagai respons atas kejadian ini, pemerintah Thailand berkomitmen untuk memperketat pengawasan terhadap proyek konstruksi besar guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini