BeritaYogya.com – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpantau mengalami 14 kali guguran lava ke arah barat daya, tepatnya menuju Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.700 meter. Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Merapi berada pada status Siaga (Level 3).
Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), yang mengamati aktivitas Merapi pada periode Selasa (8/10/2024) dari pukul 00:00 hingga 24:00 WIB, visual Merapi tampak jelas dengan asap kawah bertekanan lemah berwarna putih, intensitas sedang, dan tinggi mencapai 100 meter di atas puncak kawah.
BPPTKG mencatat adanya 129 gempa guguran, satu gempa fase banyak, dan dua gempa tektonik jauh. Mereka juga memperingatkan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 km.
Pada sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km. Jika terjadi letusan eksplosif, material vulkanik dapat mencapai radius 3 km dari puncak.
BPPTKG menegaskan bahwa suplai magma di Gunung Merapi masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran. Mereka mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya dan tetap waspada terhadap lahar serta awan panas, terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi. Masyarakat juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi.