BeritaYogya.com – Hanna Rahmi, seorang psikolog dan juga dosen psikologi dari Universitas Bhayangkara, mengulas momen ketika Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menangis saat bertemu dengan calon presiden yang didukung oleh Partai Perindo, Ganjar Pranowo.
Menurut Hanna, momen tersebut adalah ekspresi emosi yang timbul sebagai respons terhadap situasi yang dihadapi oleh Basuki, yang akrab disapa sebagai Pak Bas.
“Selain itu, air mata juga dapat mengalir sebagai reaksi terhadap kondisi sosial atau rasa empati terhadap individu lain yang sedang mengalami kesulitan atau penderitaan. Ini adalah cara tubuh untuk mengekspresikan simpati dan empati terhadap perasaan orang lain,” ungkapnya dalam pernyataan tertulis yang dikutip pada Kamis (2/11/2023).
Hanna berpendapat bahwa kejadian tersebut adalah tanggapan alami yang muncul dari diri Pak Bas, dan bukan merupakan tanda kelemahan dalam kepribadian manusia.
“Ia menegaskan bahwa siapapun, sekuat apapun mereka, dapat menangis atas alasan-alasan yang mendasar. Yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa menangis bukanlah kelemahan, melainkan respons emosional yang wajar. Hal ini menunjukkan bahwa Pak Bas adalah individu yang sensitif dan memiliki tingkat empati yang tinggi,” kata Hanna.