Ketum Ganjarist: Ganjar Pranowo Pemimpin Nasionalis dan Konstitusionalis
BeritaYogya.com – Kris Tjantra, Ketua Umum Ganjarist, melihat Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut tiga yang didukung oleh Partai Perindo, sebagai figur yang sangat nasionalis dan patuh terhadap konstitusi. Tanggapan ini muncul karena Ganjar dikaitkan dengan kegagalan penyelenggaraan Piala Dunia U20 oleh Indonesia.
Kris Tjantra menyatakan bahwa pendapat atau asumsi yang dikemukakan terkait Ganjar seharusnya dianggap sebagai imajinasi semata, seperti dongeng yang menyenangkan untuk pengantar tidur. Menurutnya, opini tersebut hanya sebatas hiburan semata, mirip dengan obrolan di warung kopi.
Kris Tjantra menekankan bahwa para kritikus Ganjar sebaiknya meningkatkan literasi mereka agar memiliki referensi yang memadai dan pemahaman yang mendalam terkait masalah tersebut. Menurutnya, hanya fakta yang didukung oleh data yang dapat dipertanggungjawabkan seharusnya disampaikan, bukan sekadar asumsi, rumor, dongeng, khayalan, atau bahkan mimpi.
Lebih lanjut, Kris Tjantra menambahkan bahwa penolakan Ganjar terhadap tim Israel, yang berujung pada pembatalan Piala Dunia, tidak dapat diartikan sebagai bentuk perlawanan terhadap Presiden Joko Widodo. Ia menegaskan bahwa tindakan Ganjar tersebut murni karena pemahaman dan ketaatan terhadap Konstitusi.
Tentang pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20, Kris Tjantra mengklaim bahwa FIFA sebenarnya sudah membatalkannya sebelum Ganjar bersuara, berdasarkan analisis intelijen dan hankam. Oleh karena itu, menurutnya, menilai suara Ganjar dapat membatalkan keputusan FIFA sebagai dangkal.
Kris Tjantra juga menyanggah pandangan bahwa kritikan terhadap Ganjar hanya sebagai upaya meraih popularitas belaka. Ia malah berpendapat bahwa sikap Ganjar menjadikannya sasaran kritik, meskipun elektabilitasnya turun. Baginya, yang terpenting adalah menunjukkan sikap seorang nasionalis yang tidak mengutamakan kepentingan pribadi, tidak tunduk pada organisasi dunia seperti FIFA, namun tetap tunduk pada Konstitusi.
Dalam penutupnya, Kris Tjantra menyarankan agar orang segera bangun dari mimpinya dan memperdalam pemahaman sejarah untuk melihat loyalitas Ganjar tidak hanya pada partai PDI Perjuangan, tetapi juga pada bangsa, negara, ideologi, nilai-nilai kebangsaan, dan kebhinekaan.