BeritaYogya.com – Masalah sampah yang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak bisa dianggap remeh dan memerlukan pendekatan lintas kabupaten/kota. Hal ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisal Nurofiq, saat meninjau Embung Wukirsari 2 di Imogiri, Bantul, Minggu (20/4/2025).
“Permasalahan sampah di DIY ini cukup kompleks, karena wilayah ini juga menjadi hilir dari aliran sampah,” ujar Hanif dalam kunjungan kerjanya.
Ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan untuk menyelesaikan persoalan ini secara gotong royong. Penanganan tidak bisa dibebankan hanya kepada satu daerah, melainkan harus dilakukan melalui kerja sama antar kabupaten/kota, dengan koordinasi di bawah Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
“Sesuai dengan instruksi Presiden, solusi atas persoalan sampah harus menjadi tanggung jawab bersama, dengan koordinasi penuh oleh gubernur,” jelasnya.
Hanif menambahkan, jumlah timbunan sampah harian di DIY mencapai 1.000 ton per hari, dan pemerintah pusat akan turun tangan secara langsung untuk menangani hal ini melalui pendekatan waste to energy.
“Konsepnya adalah mengubah sampah menjadi energi. Ini akan mengurangi beban lingkungan sekaligus menjadi solusi energi terbarukan,” katanya.
Dalam implementasinya, energi yang dihasilkan dari pengolahan sampah tersebut nantinya akan masuk ke jaringan on-grid PLN, dan akan disubsidi langsung oleh pemerintah. Hal ini juga akan memangkas berbagai prosedur birokrasi yang selama ini memperlambat realisasi proyek serupa.
“Presiden meminta agar semua proses yang selama ini berbelit-belit dipangkas. Regulasi disederhanakan, tahapan-tahapan dipercepat, dan ditangani langsung oleh pemerintah pusat,” tegas Hanif.