Prediksi China Kuasai Pasar Chip Dunia, Terdorong Kebijakan Perang Dagang Trump

3
Ilustrasi Chip yang dibuat oleh China (Foto: Reuters)
Ilustrasi Chip yang dibuat oleh China (Foto: Reuters)

BeritaYogya.com – Kebijakan perang dagang yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap sektor teknologi, khususnya industri chip, diprediksi akan memberikan keuntungan signifikan bagi China. 

Kebijakan tersebut memaksa perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Nvidia dan Advanced Micro Devices (AMD) untuk memenuhi sejumlah syarat agar bisa mengekspor chip mereka ke China. Namun, kondisi ini justru diharapkan memberikan keuntungan jangka panjang bagi China.

Beberapa pakar teknologi memperkirakan bahwa kesulitan mendapatkan pasokan chip dari AS akan mendorong China untuk berinovasi lebih cepat dan mengembangkan teknologi chip mereka sendiri. Dengan demikian, China bisa mempercepat kemajuan industri chip domestik yang selama ini masih bergantung pada impor dari AS.

Jack Gold, seorang analis dari J.Gold Associates, menilai kebijakan ini justru memberikan peluang besar bagi China. “Pemerintah AS secara tidak langsung memberikan kemenangan besar kepada China yang kini sedang mempercepat pengembangan bisnis chip mereka sendiri,” ujar Gold dalam wawancara yang dilansir oleh AFP, Minggu (20/4/2025).

Menurut Gold, setelah China berhasil mengembangkan teknologi chip yang kompetitif, mereka akan mulai memasarkan chip buatan mereka ke seluruh dunia. “Ketika mereka sudah bersaing, negara-negara lain akan memilih chip buatan China,” tambahnya.

Sementara itu, Nvidia dan AMD dihadapkan pada tantangan besar. Kedua perusahaan harus memenuhi persyaratan lisensi untuk dapat mengekspor chip mereka ke China, yang berisiko mengurangi keuntungan mereka. 

Nvidia, misalnya, diperkirakan akan menghadapi biaya sebesar US$5,5 miliar (sekitar Rp92,7 triliun) untuk mendapatkan lisensi ekspor chip H20 yang dikembangkan khusus untuk pasar China, sedangkan AMD diperkirakan harus mengeluarkan biaya sekitar US$800 juta (atau sekitar Rp13,4 triliun) untuk memperoleh lisensi ekspor chip GPU MI308.

Gold menambahkan bahwa Trump mungkin merasa sedang merugikan China dengan kebijakan pembatasan ekspor chip ini. Namun, yang terjadi justru sebaliknya: China mendapatkan dorongan untuk meningkatkan kemampuan inovasinya dalam industri chip. 

Selain itu, kebijakan tarif dagang yang diterapkan AS terhadap negara lain berpotensi membuat negara-negara itu lebih memilih chip buatan China, mengingat harga yang lebih bersaing.

Rob Enderle, seorang analis teknologi, menyatakan bahwa langkah AS justru mempercepat upaya China untuk mencuri pasar chip global dari tangan perusahaan-perusahaan AS. “Ini bisa menjadi berkah bagi China, karena mereka akan mengembangkan bisnis mikroprosesor mereka sendiri dengan cepat,” ujar Enderle.

Kebijakan Trump ini, meski dirancang untuk memberi tekanan pada China, diprediksi akan menciptakan masalah besar bagi perusahaan-perusahaan chip AS dalam hal kompetisi global. Dengan memperkenalkan lebih banyak pembatasan ekspor, AS malah semakin membatasi potensi pasar chip mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini