BeritaYogya.com – Pemerintah Kota Yogyakarta, melalui Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, terus berupaya untuk mengurangi potensi banjir yang dapat menyebabkan jebolnya tanggul saat musim hujan.
Pada tahun 2022, lima kelurahan, termasuk Wirobrajan, Prenggan, Rejowinangun, Bener, dan Pandeyan, mengalami jebolnya tanggul. Hingga bulan November 2023, belum terjadi tanggul jebol karena intensitas hujan masih rendah.
Oleh karena itu, DPUPKP Kota Yogyakarta terus berusaha mencegah kemungkinan terjadinya jebol tanggul.
Rahmawan Kurniadi, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPUPKP Kota Yogyakarta, menjelaskan bahwa langkah-langkah antisipasi melibatkan pemantauan, pemetaan wilayah, dan perbaikan tanggul. Hal ini bertujuan agar saat intensitas hujan meningkat, tanggul di sungai-sungai Kota Yogyakarta tetap kokoh dan tidak jebol.
Pemetaan dan perbaikan juga dilakukan pada tiga sungai utama, yaitu Sungai Gajahwong di timur, Sungai Code di tengah, dan Sungai Winongo di barat Kota Yogyakarta, yang memiliki struktur tanggul tua.
Rahmawan menekankan perlunya kesiapsiagaan dari pemerintah dan kerjasama dengan warga mengingat potensi bahaya akibat tanggul jebol, terutama saat hujan deras.
Koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY dilakukan untuk mengantisipasi potensi jebol tanggul.
Upaya lainnya melibatkan pemantauan dan pengawasan terhadap sungai-sungai lainnya, seperti Sungai Manunggal, Sungai Widuri, dan Kali Tekik.
Dalam rangka mengantisipasi dampak tanggul jebol, rencananya akan disiapkan jalur evakuasi, dan perbaikan tanggul dilakukan untuk meningkatkan daya tampung aliran sungai.
Masyarakat diimbau untuk tidak membangun rumah atau permukiman di pinggir sungai.
Hal ini diharapkan dapat mencegah dampak negatif akibat jebolnya tanggul di wilayah Kota Yogyakarta.
Seorang warga, Hartono, mengungkapkan bahwa antisipasi terhadap potensi tanggul jebol telah dilakukan oleh warga bekerjasama dengan Kampung Tanggap Bencana (KTB).
Pemetaan wilayah yang rentan terhadap longsor atau jebol tanggul, terutama di Kelurahan Bener, merupakan salah satu langkah yang diambil.
Beberapa lokasi dianggap rawan, seperti sekitaran Sungai Winongo, khususnya di RT 10 RW 07, dan di dekat Perum Bejokarto.
Pemetaan ini melibatkan pemerintah dan KTB sebagai langkah antisipatif mengingat kejadian tanggul jebol di tahun sebelumnya.