
BeritaYogya.com – Pemerintah Kota Yogyakarta terus menunjukkan komitmen serius dalam menghadirkan pembangunan yang adil dan setara gender. Salah satu wujud dari komitmen tersebut adalah penyelenggaraan Pelatihan Pengarusutamaan Gender (PUG) yang berlangsung selama dua hari, yakni 22–23 April 2025.
Kegiatan ini melibatkan seluruh sekretaris perangkat daerah yang hadir secara langsung, serta pegawai Pemkot lainnya yang mengikuti pelatihan secara daring.
Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Retnaningtyas, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang inklusif, khususnya bagi kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas.
Menurutnya, meski istilah PUG bukanlah hal baru, namun penerapannya di lapangan sering kali belum dipahami secara utuh sebagai bagian dari strategi pembangunan. Padahal, di beberapa sektor seperti pendidikan dan infrastruktur, prinsip-prinsip kesetaraan gender sebenarnya sudah mulai diimplementasikan.
“Sudah banyak upaya konkret yang mencerminkan PUG, seperti desain fasilitas umum yang ramah disabilitas, penyediaan ruang aman bagi perempuan dan anak, serta aksesibilitas yang memadai,” ujar Retnaningtyas dalam pembukaan pelatihan di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (22/4/2025).
Dari sisi kebijakan lintas sektor, Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Wirawan Hari Yudo, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi. Ia menekankan bahwa implementasi PUG tidak bisa dijalankan oleh pemerintah saja, tetapi harus melibatkan akademisi, dunia usaha, dan masyarakat secara luas.
“Kita perlu bergerak bersama, secara kolaboratif, agar isu kesetaraan gender benar-benar menjadi bagian dari arsitektur kebijakan dan layanan publik kita,” ujar Wirawan.
Pelatihan ini turut menghadirkan Qurrota A’yun dari Bappenas sebagai narasumber. Ia menjelaskan bahwa PUG kini menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045. Ia menegaskan bahwa strategi pembangunan Indonesia ke depan harus mengintegrasikan perspektif gender dan inklusi sosial untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.