Umat Katolik Yogyakarta Gelar Doa Rosario untuk Mengenang Paus Fransiskus

5
Suasana haru menyelimuti perpisahan dengan Paus Fransiskus. Umat Katolik Kotabaru menggelar doa Rosario bersama sebagai bentuk penghormatan terakhir di Gereja Antonius Padua, Kotabaru, Yogyakarta, pada Senin (21/4/2025). (Foto: RRI)
Suasana haru menyelimuti perpisahan dengan Paus Fransiskus. Umat Katolik Kotabaru menggelar doa Rosario bersama sebagai bentuk penghormatan terakhir di Gereja Antonius Padua, Kotabaru, Yogyakarta, pada Senin (21/4/2025). (Foto: RRI)

BeritaYogya.com – Suasana duka mendalam menyelimuti Gereja Katolik Santo Antonius Padua di Kotabaru, Yogyakarta, menyusul wafatnya Paus Fransiskus yang telah diumumkan secara resmi oleh Vatikan pada Senin (21/4/2025).

Sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi arwah sang pemimpin tertinggi Gereja Katolik, umat di gereja tersebut menggelar Doa Rosario bersama setiap hari, yang berlangsung hingga 30 April 2025. Doa Rosario ini dilaksanakan sejak pagi pukul 09.00 WIB, dan berlanjut tiap jam hingga pukul 20.00 WIB malam.

Momen doa bersama ini menjadi sarana bagi umat Katolik untuk memanjatkan harapan dan permohonan kepada Tuhan agar menganugerahkan kedamaian bagi jiwa Paus Fransiskus, sekaligus bagi seluruh pemimpin Gereja di dunia.

Dalam suasana haru, banyak jemaat datang dengan membawa bunga untuk diletakkan di altar sebagai simbol cinta kasih dan penghormatan. Lilin-lilin dinyalakan oleh para umat, menggambarkan doa yang terus menyala bagi almarhum Paus yang dikenal akan kesederhanaan, cinta kasih, dan kepedulian lintas batas.

“Cinta kasih dan kesederhanaan Paus Fransiskus menjadi teladan nyata bagi kami. Beliau selalu mengajarkan kerendahan hati serta kepedulian terhadap sesama, bahkan terhadap dunia secara keseluruhan,” tutur Romo Antonius Winarno, Pastor Paroki Gereja Antonius Padua Kotabaru, Selasa (22/4/2025).

Lebih lanjut, Romo Winarno menyampaikan salah satu pesan terakhir Paus sebelum wafat: seruan bagi para pemimpin dunia untuk terus mengupayakan perdamaian. Paus Fransiskus juga dikenal sebagai tokoh yang vokal dalam mendorong gencatan senjata di Gaza dan mengajak dunia menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman krisis iklim.

Di sisi lain, Maria Lestari, Ketua Dewan Pastoral Paroki Kotabaru, menyatakan bahwa gereja juga tengah menyiapkan Misa Requiem khusus sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi Paus Fransiskus. “Saat ini kami sedang mempersiapkan liturgi dan petugas misa. Jadwal pelaksanaan akan segera kami umumkan,” jelasnya.

Sebagai informasi, Paus Fransiskus—yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio—meninggal dunia pada usia 88 tahun setelah menjalani perawatan intensif selama dua pekan karena komplikasi paru-paru. Jenazahnya dijadwalkan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, tempat yang kerap beliau kunjungi dalam doa setelah setiap perjalanan apostoliknya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini