Sri Mulyani Waspadai Dampak Kebijakan Ekonomi AS pada Aliran Modal Asing

24
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani (Foto: Kemenkeu)

BeritaYogya.com – Sri Mulyani Indrawati, yang menjabat sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan Menteri Keuangan, telah berjanji untuk terus memantau potensi dampak kebijakan ekonomi dan moneter Amerika Serikat (AS) yang mungkin berpengaruh terhadap arus modal asing di Indonesia.

Setelah pertemuan KSSK dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 23 Oktober 2023, Sri Mulyani mengungkapkan, “Dari sektor keuangan, kami akan terus mengawasi stabilitas dalam sektor keuangan, perbankan, pasar modal, serta lembaga keuangan non-bank, termasuk pergerakan arus modal masuk dalam surat berharga maupun saham, dan juga keluar apabila ada penarikan modal, terutama dalam merespons kebijakan AS.”

Sri Mulyani menyebutkan bahwa saat ini, penguatan kurs dolar AS telah terjadi sebagai akibat dari kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, penyesuaian suku bunga di Eropa, dan perlambatan ekonomi China. Dinamika ekonomi global ini, kata Sri Mulyani, memengaruhi perekonomian domestik, yang harus diantisipasi oleh pemerintah.

Salah satu upaya antisipatif adalah meningkatkan koordinasi antara otoritas fiskal, yang diwakili oleh Kementerian Keuangan, dan otoritas moneter, yang dipegang oleh Bank Indonesia. 

“Koordinasi antara kebijakan fiskal yang berada di bawah Kementerian Keuangan dan kebijakan moneter yang dipimpin oleh Gubernur Bank Indonesia akan terus diselaraskan dan diharmonisasi. Hal ini diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas ekonomi,” ungkapnya.

Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran lima persen pada tahun ini, meskipun menghadapi tantangan dinamika ekonomi global yang semakin meningkat. 

“Kami harus terus melakukan penyesuaian, menggunakan instrumen di pasar, dan berkomunikasi kebijakan yang akan kami lakukan bersama-sama antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Ini akan terus kami tindaklanjuti,” tambahnya.

Selama pertemuan tersebut, Sri Mulyani juga melaporkan kepada Presiden Joko Widodo mengenai hasil Pertemuan Tahunan IMF-World Bank dan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Marrakesh, Maroko. 

Turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah anggota KSSK lainnya, seperti Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Pada penutupan perdagangan hari tersebut, dolar AS masih menunjukkan kekuatan. Kurs rupiah melemah sebesar 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp 15.994 per dolar AS, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp 15.873 per dolar AS. Sementara itu, nilai tukar Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut melemah ke posisi Rp 15.943, dibandingkan dengan sebelumnya di Rp 15.856 per dolar AS.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here